Thursday, 31 January 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA RUMPUT LAUT

Seperti halnya udang dan ikan, rumput laut juga dapat terserang hama dan penyakit. Hama tanaman budidaya rumput laut umumnya merupakan organisme laut yang memangsa tanaman rumput laut. Hama dapat menimbulkan kerusakan secara fisik pada tanaman budidaya, seperti tanaman terkelupas, patah atau habis dimakan.

Penyakit rumput laut dapat didefinisikan sebagai suatu gangguan fungsi atau terjadinya perubahan anatomi atau struktur yang normal, seperti terjadinya perubahan dalam laju pertumbuhan, warna dan bentuk. Yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat produktivitas hasil. terjadinya penyakit umumnya disebabkan oleh interaksi antara faktor lingkungan (suhu, kecerahan, salinitas dan lain-lain) dengan jasad patogen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa timbulnya penyakit dimulai dari adanya penurunan/perubahan lingkungan.

Dengan semakin berkembangnya usaha budidaya rumput laut di Indonesia segala permasalahan dan hambatan mungkin terjadi terutama terhadap kemungkinan serangan hama dan penyakit pada tanaman rumput laut juga perlu diperhatikan.oleh karena itu perlu diketahui jenis hama dan penyakit yang menyerang rumput laut serta berapa besar pengaruhnya terhadap produksi, sehingga dapat diambil langkah-langkah penaggulangannya atau paling tidak dapat memperkecil kerugian. Data mengenai dampak panyakit terhadap produksi budidaya rumput laut masih sangat terbatas. Walaupun demikian hal ini sudah cukup digunakan sebagai bukti awal dalam mendefinisikan konsep tentang penyakit pada tanaman rumput laut.

TAKSONOMI

Taksonomi dari Euchema cottoni Lin dapat dikalsifikasikan sebagai berikut :

Phylum : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Sub Kelas : Florideophycidae

Ordo : Gigartinales

Famili : Soliericeae

Genus : Euchema

Spesies : Euchema cottoni Lin (Kappapphycus alvarezii)

MORFOLOGI Rumput laut adalah ganggang yang berukuran besar atau macro algae yang merupakan tanaman tingkat rendah dan termasuk kedalam divisio thallophyta. Morfologi tanaman ini hanya terdiri dari thallus, tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Fungsi dari ketiga tersebut digantikan oleh thallus. Euchema cottoni Lin mempunyai morfologi thallus yang tegak lurus, silendris dengan dua sisi yang tidak sama lebarnya. Terdapat tonjolan-tonjolan (nodule) dan duri (spine), thallus terbentuk silendris atau pipih, bercabang-cabang tidak teratur, warna hijau kemerahan bila hidup dan bila kering berwarna kuning kecoklatan.

C. DAERAH PENYEBARANNYA

Rumput laut pertama kali ditemukan hidup bukan secara almi bukan hasil budidaya dan hidup tersebar di perairan sesuai lingkungan yang dibutuhkannya. Daerah penyebaran rumput laut secara alami dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Daerah Penyebaran Rumput Laut Secara Potensial

REPRODUKSI

1. Reproduksi Generatif

Rumput laut dapat berkembang secara generatif atau secara kawin. Pada peristiwa perbanyakan secara generatif rumput laut yang diploid menghasilkan spora yang haploid spora ini kemudian menjadi dua jenis rumput laut yaitu jantan dan betina yang masing-masing haploid yang tidak mempunyai alat gerak. Selanjutnya rumput laut jantan akan menghasilkan sperma dan betina menghasilkan sel telur. Apabila kondisi lingkungan memenuhi syarat akan menghasilkan perkawinan dengan terbentuknya zigot yang akan tumbuh menjadi tanaman rumput laut.

2. Reproduksi Vegetatif

Proses perbanyakan secara vegetatif berlangsung tanpa melalui perkawinan, setiap bagian rumput laut yang dipotong akan tumbuh menjadi rumput laut muda yang mempunyai sifat seperti induknya, atau perkembangbiakannya bisa dilakukan dengan cara stek Dari cabang-cabang rumput laut dengan syarat potongan rumput laut tersebut merupakan thallus yang muda, masih segar, berwarna cerah, dan mempunyai percabangan yang banyak, tidak tercampur dengan lumut dan kotoran serta bebas dari penyakit.

PENYAKIT YANG MENYERANG RUMPUT LAUT

Tabel 2

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Tabel 3

DAFTAR PUSTAKA

Balai Budidaya Laut Lampung, 2001. Teknologi Budidaya Rumput Laut. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/15/mlai46-indonesia-jadi-tuan-rumah-simposium-rumput-laut-internasional

Sulistijo, 1998. Perkembangan budidaya Rumput Laut di Indonesia, dalam WS. Atmadja dkk.

Tahang H. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Rumput Laut Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Tim Penulis PS, 1999. Budidaya, pegolahan dan Pemasaran Rumput Laut, PT. Penebar Swadaya, Jakarta

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...