Pemasangan rumpon membutuhkan koordinasi
sekuensi pekerjaan. Mungkin saja berbeda
sesuai disain dan waktu. Koordinasi ini
tergantung dari penataan dari kapal pemasang dan jumlah ruang kerja yang
tersedia, serta metode yag digunakan untuk melego jangkar. Pada kasus tertentu tergantung juga pada
kondisi laut dan jauhnya posisi pemasangan.
Prinsip pemasangan rumpon ada dua yaitu
“jangkar dulu” atau “jangkar belakangan”.
Prinsip Pemasangan Rumpon Jangkar Dulu
Pemasangan dengan metode “Jangkar Dulu” adalah dengan menurunkan
jangkar dulu, kemudian tali rumpon bagian bawah. Tali ini akan meluncur terbawa oleh beratnya
jangkar ke dasar laut. Setelah jangkar
“makan” maka sisa komponen rumpon diturunkan.
Metode “jangkar dulu” digunakan jika
kedalaman perairan tidak diketahui dengan pasti
Dalam kasus ini rantai atas belum dipasangkan ke tali rumpon sampai
jangkar mencapai dasar laut. Setelah
jangkar makan, tali rumpon dikencangkan untuk mengukur kedalaman, gunanya untuk
memperkirakan berapa panjang total tali rumpon yang kana digunakan. Kemudian ujung atas tali rumpon dipasangkan
ke ponton. Selanjutnya ponton di lego.
Sebaiknya gunakanlah winch jangkar agar
kecepatan turun tali dapat diatur, atau jika terjadi sesuatu jangkar dan tali
rumpon masih dapat dihibob ke atas kapal.
Metode ini sangat berbahaya jika menggunakan kapal berukuran kecil.
Prinsip
Pemasangan Rumpon Belakangan
Pemasangan
rumpon dengan metode “jangkar belakangan” adalah dengan menurunkan ponton,
kemudian komponen tali rumpon dan terakhir adalah melabuhkan jangkar. Jika memungkinkan arah bentangan tali
disesuaikan dengan kontur dasar laut.
Sebagai contoh, rumpon akan dipasangkann
di kedalaman 1.000 meter, maka kapal harus mencoba berlayar sejauh 1 000
meter. Setelah semua komponen tali
rumpon berada di air, janbgkar dilabuhkan.
Metode ini memberikan probabilitas terbesar untuk menempatkan rumpon
pada kedalaman yang dikehendaki.
Faktor
yang mempengaruhi Pemasangan Rumpon
Faktor-faktor yang mem-pengaruhi
pemasangan rumpon dan hingga rumpon duduk diam di dasar perairan. Diantaranya adalah tekanan tali rumpon dan
gerakan jangkar.
Tekanan
Tali rumpon
Sesaat setelah jangkar tenggelam, tekanan
pada tali rumpon meningkat dengan cepat sampai mencapai titik maksimum sesaat
sebelum jangkar sampai idi dasar laut.
Akibatnya ponton dan jangkar bergerak arah horisontal saling mendekati
ke posisi pemasangan rumpon.
Gerakan
Jangkar
Jika
jangkar saat diturunkan ke air, tidak langsung tenggelam secara vertikal, tapi
melayang dan memutar seperti pendulum. Hal
ini diakibatkan oleh prinsip hidrodinamika, bentuk jangkar, luas permukaan
bagian dasar jangkar, dan gerakan air dibawahnya. Gerakan memutar dan melayang seperti pendulum
ini terjadi hampir selama 15 menit (lihat gambar sebelah).
Memperkirakan kemana ponton hanyut
Kecuali memang benar-benar tidak angin dan arus permukaan, ponton
dan tali rumpon akan mulai hanyut segera setelah pemasangan dimulai. Arah hanyut tergantung pada kekuatan dan arah
angin dan arus, namun demikian pengaruh arus lebih besar dibanding pengaruh
angin. Kecuali kekuatan angin memang
sangat besar. Sebaiknya tidak memasang
rumpon pada saat kekuatan angin besar .
Sangatlah mudah untuk mengestimasi arus permukaan dengan mengamati
arah gerakan seutas tali kecil yang dibanduli gayung dan pengapung dan
ditenggelamkan ke air. Tali akan hanyut
mengikuti arus, dan akan memberikan indikasi baik kecepatan maupun arah
arus.
Arah proses pemasangan “Jangkar
belakangan” rumpon sebenarnya kapal bergerak lurus dengan arah kebalikan arah
arus (arah arus harus diutamakan). Jarak
penurunan ponton adalah 2/3 dari panjang tali rumpon. Hati-hati ponton jangan
sampai terseret kapal.
Sumber:
Santoso. 2011. Modul
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Seluk Beluk Rumpon dan Pemasangannya. Jakarta,
Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
No comments:
Post a Comment