Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas
terdapat di sepanjang pantai atau muara
sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Sering kali disebut pula
sebagai hutan pantai, hutan pasang-surut, hutan payau, atau hutan bakau. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang
terlindung atau pantai-pantai yang datar. Biasanya di tempat yang tidak ada
muara sungainya hutan mangrove
terdapat agak tipis, namun pada tempat yang mempunyai muara sungai besar dan
delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir, mangrove biasanya tumbuh meluas
(Jaya, 2001).
Hutan
mangrove berada di daerah tropis di titik pertemuan antara laut dan darat
dimana ekosistemnya mempunyai bermacam-macam fungsi. Ekosistem mangrove sangat
berhubungan dengan kehidupan manusia dalam mengontrol kondisi alam. Di
Indonesia ditemukan 75 jenis flora mangrove yang tersebar di 27 propinsi dengan
luas hutan mangrove berkisar antara 2,5-4,2 juta ha dan luas ini terus berubah karena faktor lingkungan dan kegiatan
ekonomi manusia (Inoue et al., 1999).
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai
tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh
dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Ditemukan di
pantai–pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta, dan daerah pantai yang
terlindung (Bengen, 1999). Hutan
mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur di daerah pantai
dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, dan terdiri atas
jenis-jenis pohon Avicennia, Sonneratia,
Rhizophora, Bruguiera, Ceriops,
Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora dan Nypa (Noor et al., 1999).
Menurut Noor et al., (1999) mangrove
memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan
sekitarnya. Bagi masyarakat pesisir, pemanfaatan mangrove untuk berbagai tujuan
telah dilakukan sejak lama. Akhir-akhir ini, peranan mangrove bagi lingkungan
sekitarnya dirasakan sangat besar setelah berbagai dampak merugikan dirasakan
di berbagai tempat akibat hilangnya mangrove. Mangrove merupakan ekosistem yang
sangat produktif. Berbagai produk dari mangrove dapat dihasilkan baik secara
langsung maupun tidak langsung, diantaranya: kayu bakar, bahan bangunan,
keperluan rumah tangga, kulit, obat-obatan dan perikanan. Melihat beragamnya manfaat
mangrove, maka tingkat laju dan perekonomian pedesaan yang berada dikawasan
pesisir sering kali sangat bergantung pada habitat mangrove yang ada
disekitarnya. Contohnya, perikanan pantai yang sangat dipengaruhi oleh
keberadaan mangrove, merupakan produk yang secara tidak langsung mempengaruhi
taraf hidup dan perekonomian desa-desa nelayan (Noor et al., 1999).
Manfaat lain dari hutan
mangrove adalah melindungi garis pantai dari erosi. Akar-akarnya yang kokoh
dapat meredam pengaruh gelombang, menahan lumpur hingga lahan mangrove dapat
semakin luas tumbuh keluar (Jaya, 2001).
Sumber:
Basuki. 2011.
Modul Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Jakarta,
Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
http://www.larisahomestay.com/product/20/121/Hutan-Mangrove-Baros-Bantul#/image-product/img121-1437789134.jpg
https://ilalangbasah.wordpress.com/2015/04/14/wisata-murah-hutan-mangrove-pik/
No comments:
Post a Comment