Di dalam melakukan usaha budidaya ikan hias umumnya
dilakukan kegiatan pembenihan dan pembesaran dalam setiap siklusnya karena masa
produksi ikan hias yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan ikan konsumsi.
Ikan hias tetra memerlukan waktu sekitar 4.5 – 5 bulan yang terbagi ke dalam
masa produksi benih ukuran S selama 1.5 bulan, masa produksi ukuran M selama
1.0 bulan, dan masa produksi ukuran L selama 2 – 2.5 bulan.
Kegiatan
pemeliharaan larva ikan tetra bertujuan untuk membesarkan larva yang baru
menetas menjadi benih ikan yang siap untuk dipelihara lebih lanjut sampai
mencapai ukuran pasar.
Pemeliharaan
larva ini biasanya dilakukan dalam akuarium yang diletakkan dalam ruangan tidak
jauh letaknya dari tempat pemijahan induk ikan tetra untuk mempermudah
pengelolaan.
PENYIAPAN AKUARIUM
Akuarium
pemeliharaan larva berukuran sama dengan akuarium pemijahan dan penetasan
telur, yaitu berukuran 100 x 50 x 35 cm. Sebelum digunakan akuarium harus
dibersihkan dari segala kotoran dan dikeringkan agar terbebas dari bibit-bibit
penyakit. Kemudian akuarium diisi dengan air setinggi 15 cm. Air yang dapat
digunakan untuk pemeliharaan ikan hias tetra adalah air sumur, air mata air,
atau air kolam yang disaring dengan saringan kain halus. Sebaiknya sebelum
digunakan air diendapkan terlebih dulu selama 3 – 5 hari. Pengendapan air dapat
dilakukan di dalam tandon air. Air yang digunakan sebaiknya air tandon yang
telah diendapkan selama 3 –5 hari sebelumnya. Penggunaan air yang telah
diendapkan ini dapat mencegah timbulnya penyakit. Ke dalam akuarium dipasang 1
titik aerasi dengan gelembung udara yang keluar halus. Masukkan juga 5 lembar
daun ketapang kering untuk menjaga kualitas air dan methylene blue 0.2 ppm
sebanyak 3.75 ml untuk mencegah timbulnya penyakit.
PENEBARAN LARVA
Setelah
akuarium pemeliharaan larva selesai dipersiapkan, larva dipanen dari akuarium penetasan.
Caranya dengan menuangkan seluruh air berikut larva dari wadah pemijahan ke
serok yang ditempatkan dalam baskom. Selanjutnya larva dari serok dipindahkan
ke baskom yang berisi air tandon. Baskom berisi larva kemudian diaklimatisasi
dan larva ditebarkan ke media pemeliharaan larva yang telah disiapkan.
Ukuran
larva masih kecil yaitu sekitar 5 mm, oleh karena itu penanganannya harus
hati-hati dan ikan tidak kelamaan berada dalam serok tanpa air. Larva yang
sehat akan bergerak normal setelah berada dalam lingkungan barunya, sedangkan
yang tidak sehat cenderung mengapung dipermukaan air.
PEMBERIAN PAKAN
Larva
yang baru menetas masih mempunyai cadangan makanan berupa kantung kuning telur.
Cadangan makanan itu baru habis diserap oleh larva pada hari ke-4, sehingga
sampai hari ke-4 larva tidak perlu diberi makan.
Pada
hari ke-5 larva sudah memerlukan pakan dari luar. Karena ukuran ikan masih
kecil maka pakan yang baik adalah pakan yang sesuai dengan bukaan mulut ikan.
Pada umumnya larva ikan hias diberi pakan nauplii Artemia, karena pakan ini
selain berukuran kecil juga mengandung zat nutrisi yang baik bagi ikan.
Larva
diberi pakan berupa nauplii artemia selama 10 hari setiap pagi dan sore hari
dengan jumlah secukupnya. Penetasan kista Artemia (Lihat Modul Penetasan
Artemia) harus dilakukan sehari sebelum waktunya larva diberi makan, yaitu hari
ke-4. Pada hari ke 16, larva diberi pakan kutu air rayakan hingga berumur 30
hari dengan frekuensi 2 kali sehari.
PENGELOLAAN AIR
Selama
pemeliharaan ikan, air dalam akuarium akan dikotori oleh sisa pakan dan kotoran
yang dikeluarkan oleh ikan (feses ikan). Kotoran yang terlalu banyak dalam
media pemeliharaan akan menurunkan kualitas air dan dapat mengganggu kehidupan
ikan sehingga perlu dibersihkan.
Membersihkan
kotoran dalam akuarium pemeliharaan ikan dilakukan dengan cara penyiponan
kotoran menggunakan selang. Caranya selang diisi dengan air lalu dengan kedua
ujung ditutup dengan jari lalu tempatkan satu ujung selang dalam akuarium dan
satu lagi di lantai.
Lepaskan
jari dari ujung selang sehingga air akan mengalir ke bawah. Sentuhkan ujung
selang dalam akuarium ke kotoran sehingga kotoran masuk ke dalam selang bersama
aliran air dan terbuang. Selama penyiponan hindarkan ujung selang terlalu dekat
dengan ikan agar ikan tidak terbawa. Air yang keluar sebaiknya ditampung dengan
ember untuk memudahkan pengambilan ikan yang terlanjur tersedot selama
penyiponan.
Pada
pemeliharaan larva ikan tetra, penyiponan media pemeliharaan baru dapat
dilakukan apabila larva telah berumur 10 hari dengan frekuensi setiap 2 hari
sekali. Pada hari-hari sebelumnya tidak perlu dilakukan penyiponan karena
kualitas air masih cukup baik dan ikan masih terlalu kecil sehingga
dikhawatirkan dapat terganggu. Air yang terbuang akibat penyiponan harus
diganti. Biasanya air akan berkurang sekitar 30%.
Pada
minggu ke 3 ikan sudah mulai membesar sehingga perlu ditambah air untuk
menambah ruang gerak bagi ikan. Penambahan air dilakukan secara bertahap
masing-masing setinggi 5 cm pada minggu ke 3 sehingga ketinggian air mencapai
20 cm dan pada minggu ke 5 sehingga mencapai ketinggian air maksimum 25 cm.
Pemeliharaan
larva ini berlangsung selama 1.5 bulan dan menghasilkan benih berukuran S
dengan panjang tubuh ikan 1 – 1.5 cm. Derajat kelangsungan benih berukuran S
berkisar antara 30% – 40% dari telur yang terbuahi.
PEMANENAN BENIH
Setelah
larva mencapai ukuran benih dilakukan pemanenan untuk dipindahkan ke tempat
pemeliharaan selanjutnya. Panen dilakukan dengan cara mengurangi volume air
dalam akuarium pemeliharaan sebanyak 50%. Pengurangan air ini dilakukan dengan
cara penyiponan.
Kemudian
ikan diambil dengan serok dan ditampung dalam baskom yang berisi air tandon.
Benih ikan sudah cukup besar dan seringkali ukurannya tidak seragam. Untuk
mendapatkan ukuran ikan yang seragam dilakukan seleksi ukuran atau grading.
Ikan yang akan diseleksi ditampung pada baskom yang dilapisi kain kasa halus,
lalu ikan dipilih berdasarkan ukuran dengan sendok. Ikan dipisahkan berdasarkan
ukuran dan ditampung pada baskom yang berbeda. Setelah selesai grading ikan
dapat dihitung jumlahnya. Mengetahui jumlah ikan berdasarkan ukuran penting
untuk menentukan jumlah akuarium pembesaran ikan yang harus dipersiapkan.
SUMBER:
Hadiroseyani Y., 2003. Modul Pemeliharaan Larva sampai Ukuran Pasar
Ikan Neon Tetra. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Ahmad Fadly, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Pi)
di Tejar Akuarium Sawangan Depok.
Aloa Yudha Satia, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra
(Hi) di Sawangan Depok.
Indri Sri Anggraeni, 2002. Pembenihan Ikan Neon
Tetra (Paracheisodon innesi) di CV.
Citra Mina FF Sawangan Bogor.
Jumriati, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra di
Sawangan Depok.
Lesmana, D. S, dan I. Dermawan. 2001. Budidaya Ikan
Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.
Lukman Nur Hakim. 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra
Merah (Paracheisodon innesi) di CV
Citra Mina FF. Sawangan Depok.
Sabtunah, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra di CV
Citra Mina FF Sawangan Depok.
Wahyuni, S., dan A. Fauzi. 2000. Ikan Hias Air tawar
: Red Phantom Tetra. Penebar Swadaya.
No comments:
Post a Comment