Pemilihan dan
jenis lingkungan hidup yang tepat untuk budidaya adalah merupakan salah satu
persyaratan yang khusus diteliti. Perikanan merupakan salah satu tumpuan
pemerintah dalam rangka mencukupi kebutuhan protein hewani di samping daging,
telur dan susu.
Usaha budidaya labi-labi sangat
menarik dan perlu dikembangkan untuk menaikan taraf hidup para pembudidaya dan
mencukupi kebutuhan protein.
Morfologi
Bentuk tubuh labi-labi sangat khas, yakni oval agak
lonjong, pipih, dan tanpa sisik. Dengan bentuk tubuh yang demikian itu disebut
berbentuk theca. Karapas dan plastron atau bagian bawah tubuh tang tidak
tertutup cangkang, terbungkus oleh kulit yang liat. Labi-labi tidak bergigi,
tetapi rahangnya sangat kuat dan tajam. Kulit tertutup oleh perisai yang
berasal dari lapisan epidermis berupa zat tanduk.
Sifat
Biologi
Labi-labi bernafas dengan paru-paru (pulmo),
demikian juga dengan anak-anaknya yang baru menetas. Sepanjang hidupnya,
labi-labi tidak pernah mengalami perubahan alat pernafasan yang berupa
paru-paru tersebut. Karena bernafas dengan paru-paru, peredaran darahnya
menyerupai peradaran darah m,anusia. Hanya, sekat antar kedua belahan
jantungnya belum sempurna, sehingga darah bersih dan darah kotor masih
tercampur di dalam jantung.
Jenis yang
Dimanfaatkan
Dari beberapa jenis labi-labi yang belum dilindungi
undang-undang adalah Trionyx cartilagineous dan Trionyx spincter /
Trionyx spinifer. Kedua jenis labi-labi merupakan labi-labi yang banyak
terdapat di perairan Indonesia.
Selain itu ada juga jenis labi-labi lain yang saat ini
cukup popular untuk dibudidayakan, yakni jenis Trionyx sinesis Taiwanese
yang merupakan jenis labi-labi yang didatangkan dari Taiwan.
Lokasi Usaha yang Tepat
Dalam usaha labi-labi perlu diperhatikan beberapa segi,
baik dari segi social maupun ekonomi ataupun dari segi teknisnya sendiri.
Air
Keberhasilan usaha budidaya labi-labi sangat dipengaruhi
leh air, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-
Sumber air.
-
Jumlah air.
-
Kualitas
air, meliputi; DO, suhu, pH, amoniak, alkalinitas, kekeruhan, dan warna.
-
Kebersihan
air.
Tanah Kolam
Sebelum membuat kolam untuk budidaya labi-labi, ada
beberapa factor yang harus diperhatikan, antara lain;
-
Topografi
-
Jenis tanah
(tanah liat, berpasir, dll)
-
Ketinggian
-
Kolam Pemeliharaan
A.
Persyatan
Kolam
Kolam dapat diartikan sebagai suatu genangan air yang
dengan sengaja dibuat oleh manusia dan dalam keadaan dapat dikendalikan. Dengan
kata lain, kolam tersebut dapat dengan mudah dikeringkan atau ditambah airnya
sesuai dengan kebutuhan.
Persyaratan
teknis yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut;
1.
Mudah
dikeringkan
2.
Terhindar
dari banjir
3.
Pematang
4.
Pintu
pemasukan (inlet)
5.
Pintu
pengeluaran (outlet)
6.
Kemalir
7.
Filter
Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan merupakan salah satu factor yang ikut
menentukan keberhasilan usaha budidaya labi-labi. Kolam poemijahan harus
dibangun di lokasi yang terbuka dengan maksud agar cahaya matahrai tidak
terhalang dan langsung menyinari kolam sepanjang hari. Syarat lain yang
diperhatikan adalah dasar kolam harus dari jenis Lumpur berpasir dan dinding
pematang yang dibuat miring agar memudahkan induk labi-labi berjemur pada siang
hari. Selain itu juga pematang dimanfaatkan untuk meletakkan pakan bagi
labi-labi.
Persiapan Induk
a.
Bak karantina
b.
Kolam induk
c.
Induk Jantan dan betina
Pemijahan
Pemijahan labi-labi terjadi pada bulan Juli sampai
Desember. Sebelum digunakan kolam pemijahan dikeringkan terlebih dahulu selama
3 – 5 hari. Dasar kandang dilapisi pasir halus setebal 20 cm untuk tempat menyimpan
telur, saat labi-labi bertelur. Perbandingan induk jantan dan betina yang
dilepaskan adalah 1 : 4 artinya 1 ekor jantan dan 4 ekor betina per m2
luas kolam. Induk akan bertelur setelah 7 – 12 hari setelah penebaran, biasanya
bertelur pada malam hari pukul 20.00 – 02.00.
Penetasan Telur
Rumah
penetasan
Penetasan telur dilakukan di tempat khusus di dalam ruangan
tertutup yang biasanya disebut rumah penetasan (incubator) yang dibangun dengan
dinding atap yang memadai, sehingga terkena sinar matahari langsung.
Proses
penetasan
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 1997. Barito Utara Berhasil
Membudidayakan Labi-labi. Kompas, 24 September 1997.
Hermawan, R. 1998. Kajian Usaha
Budidaya Labi-labi (Trionyx caartilaginesus). Penebar Swadaya.
Jakarta.
Karyono. 1998. Mencoba Penakaran
Labi-labi. Trubus No.344 Juli 1998.
Waluyo dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Labi-labi Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
2 comments:
kok mirip kura-kura ya.........................................
klu mau contak kmn y
Post a Comment