Thursday 21 March 2019

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN RED PHANTOM

Red phantom tetra yang sering disebut “swelges” tetra dikenal sebagai salah satu jenis ikan komersial dari golongan tetra. Dikalangan peternak, pedagang, atau hobiis ikan hias, jenis ini lebih dikenal dengan nama red phantom. Prospek pasar untuk ikan ini biasanya untuk ekspor. Ini disebabkan oleh karena masih jarangnya peminat ikan hias untuk membudidayakannya.

Tingkat kesehatan ikan sangat tergantung dari kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan dapat memicu timbulnya penyakit di antaranya kesalahan dalam pemberian pakan, perubahan kondisi air, perubahan pencahayaan, dan getaran.

Tindakan untuk menjaga agar kondisi ikan di akuarium tetap sehat menjadi sangat penting karena jika ikan sudah terlanjur mengalami gangguan penyakit maka resiko yang akan ditanggung bisa jadi malah lebih besar. Tindakan untuk menjaga agar kondisi ikan di akuarium tetap sehat lebih utama dilakukan bila pemeliharaannya untuk tujuan komersial.

Red phantom tetra merupakan nama populer dari spesies Megalamphodus sweglesi atau sering disebut “swelegs” tetra. Ikan ini merupakan salah satu spesies diantara lebih dari 1.300 spesies golongan Characoid dan termasuk jenis terbaru dalam Characin. Dari golongan Characoid, ordo Characiformes mempunyai kemiripan dengan ordo Cypriniformes.

SISTEMATIKA

Sistematika dari ikan Red Phantom tetra adalah sebagai berikut :

• Ordo : Cypriniformes

• Sub ordo : Characoide

• Famili : Characidae

• Sub-famili : Cheirodontinae

• Genus : Megalamphodus

• Spesies : Megalamphodus sweglesi

Ikan ini mempunyai sirip punggung lebih panjang agak runcing untuk jantan dan lebih pendek dan agak bulat, terdapat lingkaran hitam di perut untuk jantan tidak terlalu jelas dan untuk betina jelas, perut pada ikan jantan tidak buncit dan pada betina lebih buncit.

HABITAT

Daerah penyebaran red phantom adalah Amazon dekat Leticia, Kolombia. Ikan ini mempunyai kebiasaan berenang di tengah-tengah air, berkembang biak dengan bertelur, dan cenderung hidup secara berkelompok seperti halnya ikan jenis tetra lainnya. Dalam satu kelompok bisa terdiri dari 7 ekor atau lebih. Panjang maksimal pertumbuhan yang dapat dicapai adalah 4 cm.

Berdasarkan sistematika tersebut, dapat diketahui bahwa red phantom termasuk ikan yang mempunyai rahang dan bergigi, mempunyai tulang belakang, dan mempunyai tulang ekor.

Persiapan Calon Induk

Salah satu keberhasilan usaha pengembangbiakan red phantom adalah penyediaan induk yang berkualitas bagus. Untuk itu pemilihan calon induk menjadi salah satu kegiatan yang sangat menentukan dalam pengembangbiakan red phantom.

 Pemilihan calon induk

Sebaiknya induk, yang dipilih ikan yang sehat, gerakkannya normal dan memenuhi persyaratan dalam hal umur. Perbedaan jenis kelamin jantan dan betina sangat jelas terlihat setelah ikan berumur 6 bulan atau berukuran L (large), yaitu setelah panjang tubuhnya mencapai 3 cm.

 Perbandingan induk jantan

Red phantom termasuk golongan ikan yang dikembangbiakan secara massal, bukan secara berpasangan. Di dalam akuarium dapat dipasangkan sejumlah induk dengan perbandingan induk jantan dan

 Perawatan calon induk

Calon induk yang sudah dipilih lalu dipelihara di dalam akuarium hingga siap untuk dipijahkan. Bila di dalam jumlah banyak, calon induk juga bisa dipelihara di kolam. Calon induk ini diberi pakan berupa cancing sutera dua kali sehari.

 Peneluran

Red phantom akan memijah pada malam hari dan telur-telurnya akan menempel pada sarang buatan. Pada saat pemijahan pertama kali perlu dibantu secara manual, yaitu dengan mengurut perlahan-lahan bagian perut hingga keluar telur sekitar 3-4 butir. Red phantom akan bertelur setiap hari secara bergantian. Telur yang dihasilkan diambil kemudian dipindahkan ke akuarium penetasan.

 Penetasan Telur dipindahkan ke akuarium penetasan dengan panjang 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 20 cm. pemindahan telur dilakukan dengan bantuan pipet yang pipa kacanya telah diganti dengan selang plastik. Telur yang akan menetas akan berwarna coklat muda, sedangkan yang tidak menetasa berwarna putih. Apabila terdapat telur yang tidak menetas, akuarium ditambahkan metil biru dan tetrasiklin agar telur yang tidak menetas ini tidak menjadi musuh, baik bagi burayak maupun artemia.

Pembesaran

Pada pembesaran red phantom meliputi beberapa kegiatan yaitu :

 Pemberian pakan

Didalam kegiatan pembesaran, burayak diberi pakan cacing sutera. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pukul 09.00 pagi dan 15.00 sore. Jumlah pakan yang diberikan yaitu antara 3-4 g untuk satu akuarium yang berisi sekitar 500 ekor burayak untuk sekali pemberian pakan. Selain itu burayak juga bisa diberi pakan kutu air.

 Seleksi anak

Seleksi anak mulai dilakukan pada saat ikan berumur sekitar 1 bulan ( panjang tubuh mendekati 1 cm ). Seleksi ini dilakukan berdasarkan besar kecilnya ukuran tubuh ikan. Ikan yang sudah memiliki ukuran yang seragam dipisahkan ke akuarium yang lain.

 Perawatan

Setiap 3 hari sekali air akuarium diganti. Pada saat pengantian air ini sekaligus juga dilakukan pembersihan dasar akuarium, dengan menggunakan pipa penyedot. Setelah itu akuarium ditambahkan air lagi yang telah diendapkan semalam. Setiap hari kondisi ikan juga harus dipantau, jika terdapat ikan yang mempunyai kebiasaan menyimpang atau ada gannguan kesehatan, segeralah dipisahkan.

MENGENDALIKAN PENYAKIT

Tingkat kesehatan ikan sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan yang dapat memicu timbulnya penyakit di antaranya kesalahan dalam pemberian pakan, perubaha kondisi air.

White Spot (Bintik Putih)

Penyakit ini juga dikenal dengan penyakit Ich. Penyakit ini sangat cepat menyebar terutama pada akuarium atau kolam yang padat komunitasnya. Penyakit ini timbul karena kondisi air yang jelek, pemberian pakan yang berlebihan, dan suhu air yang terlalu rendah.

Ikan red phantom biasa terserang penyakit ini mulai dari umur 4-6 minggu sampai dengan ukuran M (1-2 bulan) dan L (6-7 bulan).

Gejala Serangan

 Gerak insang cepat

 Ikan menggesek-gesekkan badannya

 Terdapat bercak putih dibadan, sisik, sirip dan ekor

 Ikan kehilangan nafsu makan

 Biasanya ikan yang terkena penyakit ini akan menyendiri

Penyebab  Adapun penyebab dari penyakit ini adalah protozoa Ichthyopthirius multifiliis

Tabel Penyakit White Spot

Pengobatan

 Secara kimia

Bila red phantom terserang penyakit ini maka sebaiknya akuarium diberikan Blitz-icht sebanyak 10 tetes dan tetrasiklin sebanyak 0,5 sendok teh.

 Secara alami

Berikan ramuan mahkota dewa, adapun bahan yang digunakan adalah :

- Cangkang mahkota dewa sebanyak 50 iris

- Air 3 gelas

- Daun ketapang sebanyak 5 lembar

Cara membuatnya : Rebus cangkang mahkota dewa sebanyak 50 iris dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar satu gelas. Didalam merebus ramuan tersebut bisa ditambahkan daun ketapang sebanyak 5 lembar untuk memberikan hasil yang optimal.

Cara menggunakan :

Campurkan air hasil rebusan ke dalam 50 liter air kolam atau akuarium. Ulangi metode pengobatan herbal tersebut sampai kondisi ikan membaik.

Pencegahan  Ambil tiga buah mahkota dewa

 Tusuk-tusukkan sekujur buah mahkota dewa dengan menggunakan garpu sampai seluruh tubuh buah terlubang.

 Masukkan buah mahkota dewa yang sudah ditusuk-tusuk kedalam 50 liter air

 Biarkan buah tersebut di dalam akuarium selama saru minggu

 Ganti air akuarium dan ganti pula mahkota dewa dengan yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Harmanto, Ning. Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa. 2004. Penebar Swadaya. Jakarta

Wahyuni, S, Fauzi, A. Ikan Hias Air Tawar Red Phantom Tetra. 2000. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wahyudi dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Red Phantom Tetra Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...