Tuesday 7 August 2018

Dedak Fermentasi Pacu Pertumbuhan Bandeng di Tambak

Tidak sedikit petambak bandeng tradisional di Pinrang mengeluh soal lambatnya pertumbuhan ikan di tambak. Padahal di dalam tambak cukup tersedia makanan alami seperti klekap, lumut dan tumbuhan air lainnya. Namun bandeng tetap saja kerdil tidak mau cepat gemuk karena gairah makannya berkurang.

Seperti diketahui, pertumbuhan bandeng di tambak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain kualitas nener, pertumbuhan bandeng juga dapat dipengaruhi oleh daya dukung tambak, iklim dan cuaca.

Untuk menyisiati lambatnya pertumbuhan bandeng tersebut maka petambak melakukan berbagai perlakukan dengan cara mencoba-coba berdasarkan informasi pengalaman dari petambak yang sukses maupun informasi dari penyuluh perikanan. Seperti halnya Zainuddin, salah seorang petambak bandeng di Lanrisang, Pinrang sudah beberapa siklus sukses panen bandeng ukuran size 2-3 ekor/kg hanya dalam waktu budidaya 4 bulan dengan tebar 3.000 ekor nener gelondongan. Padahal petambak lainnya dengan jumlah tebar yang sama bisa panen ukuran size yang sama dalam waktu budidaya 6-7 bulan.

Ternyata, Zainuddin menggunakan dedak padi. Sekarang bukan rahasia lagi, kesuksesan Zainuddin budidaya bandeng sudah menyebar ke petambak lainnya. Dedak yang diberikan pada bandeng lebih dahulu dibusukkan melalui proses fermentasi. Dedak yang difermentasi memeiliki banyak manfaat. Selain menstabilkan populasi plankton di tambak juga menambah nutrisi dalam air sehingga dapat memacu nafsu makan bandeng.

Untuk membuat dedak fermentasi tidaklah sulit. Pertama-tama siapkan bahannya berupa dedak padi, ragi roti, molase (tetes tebu) dan air bersih. Sedangkan peralatan yang diperlukan cukup sederhana yaitu ember, waskom atau jerigen plastik ukuran volume 20-30 liter.

Langkah kerjanya adalah pertama memasukkan dedak halus sebanyak 5 kilogram ke dalam waskom pastik. Kemudian masukkan air tawar bersih 20 liter sambil aduk perlahan, tambahkan molase sebanyak 1,5 liter. Selanjutnya tambahkan ragi roti sebanyak 20 gram sambil aduk merata. Setelah tercampur rata selanjutnya dimasukkan ke dalam jerigen lalu ditutup rapat. Biarkan selama 2 hari proses fermentasi selesai ditandai dengan bau khas tape.

Selanjutnya hasil fermentasi itu ditebar merata ke tambak sebelum ditebari nener maupun setelah ada bandeng. Waktu aplikasi sebaiknya pada saat mata hari cerah atau panas agar cepat bereaksi. Kegiatan penebaran fermentasi dedak dilakukan setiap 4 hari sekali sampai plankton tambak tumbuh subur. Plankton subur ditandai dengan warna air coklat kehijauan dengan tingkat kecerahan sekitar 25 cm. Usahakan populasi plankton tidak sampai terlalu padat sebab akan menyebabkan ikan kekurangan oksigen terutama pada malam menjelang pagi.

Sumber:

Adjo A.S., 2018. Dedak Fermentasi Pacu Pertumbuhan Bandeng di Tambak. Didownload dari laman http://mfcepusluh.bpsdmkp.kkp.go.id/html/index.php?id=artikel&kode=431

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...