Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) memberikan bantuan benih sebanyak 2 juta ekor, kepada para pembudidaya di Kabupaten Kampar dan Kuantan Singingi, Propinsi Riau, yang terkena musibah Banjir, beberapa waktu lalu.
“Ini adalah wujud kepedulian pemerintah dalam hal ini KKP kepada para pembudidaya, agar tetap bersemangat melakukan usaha budidaya. Musibah ini membawa hikmah, agar kita harus melindungi lingkungan di sekitar kita dari kerusakan. Benih yang kita bantu ini dapat dijadikan awal yang baru dalam memulai usaha budidaya, setelah terkena musibah banjir”, demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat memberikan bantuan benih kepada para pembudidaya di Desa Sawah, Kecamatan Kampar Utara, Kabupaten Kampar, Riau.
Musibah banjir yang menimpa aliran Sungai Kampar di wilayah Propinsi Riau, mengakibatkan kerugian sekitar Rp. 14,4 milyar yang terdiri dari rusaknya 758 unit karamba dan menenggeamkan 275 unit kolam dan sebagian besar berasal dari Kabupaten Kampar dan sebagian kecil di Kabupaten Kuantan Singingi. Kabupaten Kampar merupakan adalah satu kawasan minapolitan perikanan budidaya yang diandalkan dalam memproduksi patin, nila, mas dan lele. Kawasan minapolitan di Kab. Kampar telah berkembang menjadi kawasan industry berbasis perikanan budidaya, karena telah terjalin kerjasama dari hulu sampai hilir, dalam memproduksi, pengolahan dan pemasaran. Masyarakat di kawasan ini telah menggantungkan hidupnya pada usaha perikanan budidaya maupun usaha pengolahan dan pemasaran produknya. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2015 sekitar 89 ribu ton, 70% diantaranya atau 62,3 ribu ton berasal dari Kab. Kampar (data sementara).
Slamet lebih lanjut mengatakan bahwa selaras dengan tiga pilar pembangunan yaitu Kedaulatan, Keberlanjutan dan Kesejahteraan, kita harus membantu para pembudidaya yang terkena musibah untuk bangkit lagi. “Kawasan minapolitan di Kab. Kampar telah menunjukkan kemandirian untuk berusaha dalam bidang perikanan budidaya. Perlu di dorong untuk melakukan budidaya yang berkelanjutan sehingga usaha ini dapat dilaksanakan sampai kapan pun, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Seperti halnya dengan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) yang juga telah dilaksanakan di Kawasan Minapolitan Kab. Kampar”, lanjut Slamet.
Bantuan benih yang diberikan ini merupakan bagian dari program prioritas berupa bantuan 100 juta benih gratis yang digulirkan oleh KKP sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan. “Benih patin, nila, lele, mas, jelawat dan baung, berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB di Jambi dan Sukabumi serta didukung dari produksi UPT Daerah yang ada di wilayah Prop. Riau. Bukti bahwa Komunikasi, Koordinasi dan Kerjasama atau K3 akan mampu mengatasi permasalahan yang muncul di daerah”, tambah Slamet.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau, Tien Mastina, menyampaikan rasa terima kasih atas pemberian bantuan benih dari KKP ini. “Pembudidaya merupakan usaha yang terdampak dan terpengaruh atas musibah banjir yang melanda beberapa waktu lalu. Banyak karamba di aliran sungai Kampar yang pecah dan juga kolam yang tergenang air, sehingga ikan yang sedang dibudidayakan hanyut atau bahkan mati. Dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat dalam hal ini KKP, kamu sangat mengapresiasi dan akan mendukung dengan pembinaan lebih lanjut sehingga usaha budidaya di wilayah aliran sungai Kampar dapat kembali pulih”, ungkap Tien.Sumber: http://djpb.kkp.go.id/arsip/c/380/KKP-BERIKAN-BANTUAN-2-JUTA-BENIH-UNTUK-MUSIBAH-BANJIR-RIAU/?category_id=10