Friday 15 August 2014

PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN IKAN BANDENG



Setelah nener ditebar di dalam tambak, sewaktu-waktu bisa terjadi perubahan lingkungan yang mengarah kepada keadaan yang merugikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.  Dalam pengelolaan kualitas air perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan perubahan lingkungan tadi.

PENGANGKATAN LUMPUR
Pada penyiapan tambak yang kurang sempurna, terutama dasar tambak kurang kering, klekap yang tumbuh biasanya kurang kuat melekat di dasar tambak, akibatnya pada saat siang hari ketika dasar mengandung gelembung-gelembung oksigen hasil fotosintesa, klekap terangkat naik ke permukaan air.  Klekap selanjutnya terapung-apung mengikuti arah angin dan mengumpul di dalah satu sisi atau sudut tambak.  Pada sore dan malam hari kembali klekap turun ke dasar.
Timbunan klekap akan diikuti dengan kematian klekap.  Proses pembusukan klekap dapat menurunkan oksigen dan menghasilkan gas-das beracun pada malam hari.  Untuk mengatasi masalah ini maka pada bagian tambak di mana timbunan klekap ini berada dilakukan pengerukan (pengangkatan) lumpur.
Pengangkatan lumpur juga dilakukan pada tambak yang di sepanjang sisinya terdapat saluran dasar (caren).  Tujuan kegiatan adalah untuk memperdalam saluran dasar yang selama masa pemeliharaan ikan mengalami pendangkalan.  Lumpur yang diangkat selanjutnya disimpan di sepanjang lereng pematang atau di atas pematang.  Dengan demikian pengangkatan lumpur ini bisa berfungsi pula memperbaiki pematang yang longsor.  Kegiatan pengangkatan lumpur seperti ini dikenal sebagai keduk teplok.  

PERGANTIAN AIR
Pergantian air dilakukan untuk mengatasi penurunan beberapa parameter kualitas air sekaligus, yaitu:





Nomor : 14 Tahun 2014
 
 







-       Penurunan oksigen dan peningkatan NH3 yang diakibatkan penumpukan sampah (organik), seperti plankton yang mati saat terjadi peledakan populasi.  Pergantian air akan membuang air yang miskin oksigen dan kaya amoniak dan menggantinya dengan air yang kualitasnya lebih baik.
-       Peningkatan dan penurunan salinitas.  Pada saat panas air tambak menguap menyebabkan salinitas tambak meningkat.  Sebaliknya ketika hujan turun, air tawar masuk ke dalam tambak diikuti dengan penurunan salinitas. Perubahan salinitas yang terlampau tinggi dapat mengganggu pertumbuhan bandeng.  Melalui penggantian air ini salinitas dijaga agar stabil
-       pH  air rendah. pH rendah yang disebabkan tambak dibangun di lahan asam dapat dikurangi dengan mengganti air tambak dengan air laut yang pHnya lebih tinggi. 
Penggantian air pada budidaya bandeng secara ekstensif juga dimaksudkan untuk memasukkan benih udang.  Mengingat keberadaan udang, yang biasa dipanen secara berkala, sangat menunjang penghasilan tambak.
Untuk mengganti air terlebih dahulu perlu mengetahui pola pasang surut air.  Masa penggantian air yang paling baik adalah pada saat pasang purnama yang terjadi setiap 28 hari sekali.  Pada saat itu kisaran pasang surut paling tinggi, sehingga volume air yang berganti besar.
Ketika pasang sedang surut saringan dipasang dan pintu air dibuka, sehingga air tambak keluar.  Air dibiarkan keluar hingga kedalaman air tinggal setengahnya.  Sebaliknya ketika sedang pasang naik air dibiarkan masuk dan setelah puncak pasang tercapai segera pintu air ditutup kembali. Pergantian air ini dilakukan berkali-kali pada hari lainnya.  Masa pergantian air adalah 5 hari setiap bulannya.  
Selain untuk memperbaiki kualitas air, pergantian air pada budidaya bandeng ekstensif, juga dimaksudkan untuk memasukkan benih udang bersama-sama dengan aliran air masuk.

PEMUPUKAN ULANG
Pemupukan susulan dimaksudkan untuk meningkatkan kesuburan air.  Secara visual penurunan kesuburan dapat dilihat dari warna air yang semakin jernih dan hamparan klekap berkurang.  Secara laboratoris pemupukan ulang harus dilakukan ketika kandungan N dibawah 5 mg/L,  P dibawah  25  mg/L dan K di bawah 1 ppm.
Pupuk yang biasa digunakan adalah ammonium nitrat atau urea untuk unsur N, TSP untuk unsur P, dan KCl untuk unsur K, serta dedak sebagai pupuk organik.

PENGENDALIAN BIOTA
Biota lain yang ada di tambak adalah hama. Pada saat persiapan telah dilakukan upaya-upaya pemberantasan hama, pada saat berlangsungnya pemeliharaan kerap dijumpai pula yang hama yang masih terdapat di dalam air.  Hama ini umumnya berupa ikan ikutan, yakni ikan dan udang yang masuk ke dalam tambak bersamaan dengan masuknya air sungai.  Ketika masuk, ikan ini masih kecil, bahkan sebagian berupa telur, kemudian tumbuh dan akhirnya menjadi pesaing bandeng dalam mendapatkan makanan, bahkan bisa jadi predator.  Pesaing ikan bandeng antara lain adalah udang, ikan mujair, siput dan belanak, sedangkan yang bersifat predator adalah kakap
Penangkapan terhadap hama udang dilakukan dengan menggunakan bubu yang dinamakan prayang.  Alat ini dipasang pada sore hari.  Untuk merangsang agar udang masuk ke alam bubu, maka ke dalam alat ini dimasukkan umpan yang berupa pakan udang dan lentera.
Untuk memberantas mujair dapat menggunakan rotenon yang di lakukan selektif di daerah dimana ikan ini biasa memijah.  Daerah ini dibatasi dengan jaring.  Kemudian rotenon disebarkan.  Ikan bandeng yang terpengaruh segera tangkap dan pindahkan ke tempat yang airnya segar.  Ikan-ikan hama sebaiknya ditangkapi selagi mabuk.  Penangkapan udang bermanfaat ganda.  Di satu pihak mengurangi pesaing makanan, tetapi di lain pihak dapat menambah penghasilan tambak, mengingat harganya cukup mahal.

SUMBER:
Alipuddin M., 2003.  Modul Pengelolaan Kualitas  Air Tambak pada Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:
Ahmad, T dkk. 1998. Budidaya bandeng secara intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Balai Budidaya Air Payau, Jepara.  1984.  Pedoman Budidaya Tambak.  Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian.  Jepara.
Brackiswater Aquaculture Development and Training Project. 1980.  Fisheries Extension Officers Training Manual. FAO-UNDP-BFAR Rep. Philippines.  Quezon City.
Effendi, H. 2000. Telaahan kualitas air. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan lmu Kelautan. IPB. Bogor
Kordi K., G.H. 1997. Budi daya kepiting dan ikan bandeng di tambak sistem polikultur. Dahara Prize, Jakarta
Martosudarmo, B. dan B. S. Ranoemihardjo. 1992. Rekayasa Tambak. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murtidjo, B.A. 1989.  Tambak air payau: budidaya udang dan bandeng. Kanisius, Yogyakarta.
Soeseno, S. 1987. Budidaya ikan dan udang dalam tambak. PT.Gramedia. Jakarta


No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...