PARAMETER
FISIK AIR:
Salinitas
Salinitas atau kadar
garam adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat di perairan dan menggambarkan
padatan total di air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, bromida
dan iodida dikonversi menjadi klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Salinitas ini dinyatakan dalam satuan gram/kg air atau permil (0/00).
Nilai salinitas sangat
menentukan jenis perairan tersebut, di alam dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1.
Perairan tawar, salinitas £ 0,50/00
2.
Perairan payau, salinitas >0,50/00 - 300/00
3.
Perairan laut, salinitas >300/00
Pada perairan payau dapat dikelompokkan lagi berdasarkan kisaran salinitas yang ada yaitu:
1.
Oligohalin, salinitas 0,50/00 - 3,00/00
2.
Mesohalin, salinitas>3,00/00 - 160/00
3.
Polyhalin, salinitas >16,00/00 - 300/00
Ikan bandeng sebagai ikan air laut dapat
hidup pada perairan yang mempunyai kisaran salinitas cukup lebar
dan karena itu disebut urihalin (euryhaline).
Tetapi untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal ikan bandeng membutuhkan salinitas
sekitar 120/00 – 20 0/00. Dengan
salinitas yang optimal, energi yang digunakan untuk mengatur keseimbangan
osmotik dan penyesuaian kepekatan cairan
tubuh dengan air tambak cukup rendah sehingga sebagian besar energi asal
makanan dapat digunakan untuk pertumbuhan.
Perubahan salinitas bisa terjadi
sewaktu-waktu. Ketika hujan lebat air
tawar masuk ke dalam tambak. Keadaan ini
dapat menyebabkan penurunan salinitas.
Peningkatan salinitas terjadi dikala musim kemarau, pada saat penguapan
air tinggi dan pergantian air terbatas.
Untuk memantau salinitas air tambak harus
selalu dilakukan pengukuran. Alat yang digunakan untuk mengukur salinitas disebut
dengan salinometer.
Suhu air
Suhu air sangat
berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan organisme di dalam air, termasuk
ikan.
Secara umum peningkatan
suhu hingga nilai tertentu diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ikan. Di atas nilai tersebut pertumbuhan mulai terganggu, bahkan pada suhu
tertentu ikan mati.
Suhu ini
berkaitan dengan kelarutan gas di dalam air, khususnya oksigen. Pada keadaan suhu air di dalam tambak tinggi maka
kelarutan oksigen terlarut akan rendah.
Sebaliknya, proses metabolisme
organisme malah semakin cepat, yang berarti memerlukan oksigen makin
tinggi. Kisaran suhu yang optimal bagi
ikan bandeng adalah 280C-300C. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu air
adalah termometer.
Kecerahan
Kecerahan
air tambak sangat bergantung kepada banyak sedikitnya partikel (anorganik) tersuspensi atau kekeruhan dan kepadatan
fitoplankton. Kecerahan menggambarkan transparansi perairan, dapat diukur
dengan alat secchi disk. Nilai
kecerahan (yang satuannya meter)
sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran. serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat
cuaca cerah.
Warna air di
dalam tambak mempengaruhi kecerahan, warna air ini diakibatkan oleh adanya
plankton di air tambak. Zat bewarna yang terlarut pun dapat mempengaruhi
kecerahan.
Nilai
kecerahan yang baik untuk pertumbuhan ikan bandeng di tambak pembesaran berkisar antara 25 cm-35 cm.
PARAMETER BIOLOGI:
Pemantauan parameter biologi air
di dalam tambak ditujukan untuk mengetahui kepadatan pakan alami, pesaing dan
predator ikan bandeng yang ada di dalam perairan tambak. Pada budidaya bandeng secara ekstensif pakan
utama bandeng adalah klekap dan plankton.
Selain itu ada pula lumut yang dimanfaatkan oleh bandeng ukuran di atas
sejari
Klekap
adalah kumpulan jasad renik yang tumbuh
di permukaan dasar tambak, diantaranya terdiri atas alga biru benthos, diatom,
bakteri dan jasad renik hewani.
Keberadaan klekap di tambak dapat dilihat dangan adanya lapisan menyerupai
beludru di pelataran tambak. Klekap
tumbuh baik pada tambak yang dangkal.
Komposisi utama lumut yang tumbuh di tambak adalah ganggang hijau berfilamen, umumnya terdiri
dari lumut sutera (Chaetomorpha) dan
lumut perut ayam (Enteromorpha). Keberadaan lumut diperlukan bagi ikan bandeng
ukuran sejari ke atas (di atas gelondongan), tetapi bagi nener dihindari karena
dapat menjerat nener.
Plankton adalah jasad renik yang melayang di
dalam kolom air mengikuti gerakan air.
Plankton dapat dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu :
1.
fitoplankton, jasad nabati yang dapat melakukan fotosintesis karena
mengandung klorofil; terdiri dari satu sel atau banyak sel.
2.
zooplankton, jasad hewani yang tidak dapat melakukan fotosintesis;
zoo-plankton memakan fitoplankton
Baik
buruknya pertumbuhan jasat fito di dalam tambak pembesaran ditentukan oleh baik
buruknya persiapan tambak. Adanya pemupukan tanah dasar akan menyebabkan dasar
subur sehingga tanaman air khususnya alga biru dapat tumbuh dengan baik.
Kesuburan akan menurun seiring dengan perjalanan waktu karena semakin
terpakainya zat hara yang dimasukkan pada awal (persiapan) pemeliharaan. Oleh
karena itu kesuburan air tambak ini
sebaiknya dipantau pula agar dapat diketahui kapan waktu yang tepat untuk
dilakukan pemupukan ulang.
Untuk mengetahui jenis alga yang tumbuh di
tambak dengan mudah, dapat dipedomani warna air yaitu :
1.
Warna hijau kebiruan menandakan bahwa, di dalam tambak banyak tumbuh alga
biru (ganggang biru mengandung klorofil dan fikosantin)
2.
Warna hijau rumput menandakan bahwa di dalam tambak banyak tumbuh alga
hijau (alga hijau mengandung klorofil).
3.
Warna coklat menandakan bahwa di dalam tambak banyak tumbuh diatom yang
mengandung unsur silikat.
Tingkat kepadatan
plankton dapat dilihat dari kecerahan air menggunakan pinggan secchi (secchi
disk). Jika kecerahan bernilai di
atas 35 cm, pertumbuhan plankton buruk, artinya kesuburan tambak harus
ditingkatkan lewat pemupukan ulang.
Sebaliknya jika nilainya di bawah 25 cm populasi plankton terlalu padat
dan ini berbahaya bagi kehidupan bandeng dan udang. Dengan demikian kecerahan yang baik berkisar
25-35 cm. Plankton tumbuh dominan pada tambak
yang dalam (kedalaman air di atas 50 cm). Selain organisma pakan
ikan, hama pun dapat tumbuh sejalan dengan bertambahnya masa pemeliharaan
bandeng. Hama antara lain ikan, siput
dan kepiting. umumnya hama masuk ke dalam tambak bersamaan dengan masuknya air
dari sungai.
SUMBER:
Alipuddin M., 2003.
Modul Pengelolaan Kualitas Air
Tambak pada Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Ahmad, T dkk. 1998. Budidaya bandeng secara
intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Balai Budidaya Air Payau, Jepara. 1984.
Pedoman Budidaya Tambak.
Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Jepara.
Brackiswater Aquaculture Development and Training
Project. 1980. Fisheries Extension
Officers Training Manual. FAO-UNDP-BFAR Rep. Philippines. Quezon City.
Effendi, H. 2000. Telaahan kualitas air. Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan lmu Kelautan. IPB. Bogor
Kordi K., G.H. 1997. Budi daya kepiting dan ikan
bandeng di tambak sistem polikultur. Dahara Prize, Jakarta
Martosudarmo, B. dan B. S. Ranoemihardjo. 1992.
Rekayasa Tambak. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murtidjo, B.A. 1989.
Tambak air payau: budidaya udang dan bandeng. Kanisius, Yogyakarta.
Soeseno, S. 1987. Budidaya ikan dan udang dalam
tambak. PT.Gramedia. Jakarta
No comments:
Post a Comment