Wednesday 21 August 2013

POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT


A. TAKSONOMI
          Taksonomi dari Euchema  cottoni  Lin dapat dikalsifikasikan sebagai berikut :
Phylum         : Rhodophyta
Kelas            : Rhodophyceae
Sub Kelas      : Florideophycidae
Ordo            : Gigartinales
Famili           : Soliericeae
Genus           : Euchema
Spesies         : Euchema cottoni Lin (Kappapphycus  alvarezii)

B. MORFOLOGI
          Rumput laut adalah ganggang yang berukuran besar atau macro algae yang merupakan tanaman tingkat rendah dan termasuk kedalam divisio thallophyta. Morfologi tanaman ini hanya terdiri dari thallus, tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Fungsi dari ketiga tersebut digantikan oleh thallus.
          Euchema cottoni Lin mempunyai morfologi thallus yang tegak lurus, silendris dengan dua sisi yang tidak sama lebarnya. Terdapat tonjolan-tonjolan (nodule) dan duri (spine), thallus terbentuk silendris atau pipih, bercabang-cabang tidak teratur, warna hijau kemerahan bila hidup dan bila kering berwarna kuning kecoklatan.

C. DAERAH PENYEBARANNYA
          Rumput laut pertama kali ditemukan hidup bukan secara almi bukan hasil budidaya dan hidup tersebar di perairan sesuai lingkungan yang dibutuhkannya. Daerah penyebaran rumput laut secara alami dapat dilihat pada tabel 2.









Tabel 2. Daerah Penyebaran Rumput Laut Secara Potensial
JENIS
LOKASI
PRODOPHYCEAE
1.    Acanthopora Sp

Kep.Kangean, Lombok, Sumut, Kep. Seribu, Bawean
2.    Corralopsisi minor
Bali
3.    Euchema cottoni
Bali, Maluku, Selat Alas.
4.    Euchema edule
Kep.Seribu, Bali, Jateng, Madura, Sumut, Riau, Sulawesi, Maluku, Lombok.
5.    Euchema muricatum
Seram, P. Komodo, Bali, Sulawesi, Kep.Seribu.
6.    Euchema spinosum
Sumut, Riau, Sulawesi, Kep. Seribu, Maluku.
7.    Euchema stritum
Kepulauan Seribu.
8.    Gelidiopsis rigida
Lingga
9.    Gelidium Sp
Jawa, Ambon, Riau, Sumut, Bali, NTT,NTB.

D. REPRODUKSI
1. Reproduksi Generatif
Rumput laut dapat berkembang secara generatif atau secara kawin. Pada peristiwa perbanyakan secara generatif rumput laut yang diploid menghasilkan spora yang haploid spora ini kemudian menjadi dua jenis rumput laut yaitu jantan dan betina yang masing-masing haploid yang tidak mempunyai alat gerak. Selanjutnya rumput laut jantan akan menghasilkan sperma dan betina menghasilkan sel telur. Apabila kondisi lingkungan memenuhi syarat akan menghasilkan perkawinan dengan terbentuknya zigot yang akan tumbuh menjadi tanaman rumput laut.
2. Reproduksi Vegetatif
Proses perbanyakan secara vegetatif berlangsung tanpa melalui perkawinan, setiap bagian rumput laut yang dipotong akan tumbuh menjadi rumput laut muda yang mempunyai sifat seperti induknya, atau perkembangbiakannya bisa dilakukan dengan cara stek Dari cabang-cabang rumput laut dengan syarat potongan rumput laut tersebut merupakan thallus yang muda, masih segar, berwarna cerah, dan mempunyai percabangan yang banyak, tidak tercampur dengan lumut dan kotoran serta bebas dari penyakit.


DAFTAR PUSTAKA

Balai Budidaya Laut Lampung, 2001. Teknologi Budidaya Rumput Laut. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta
Sulistijo, 1998. Perkembangan budidaya Rumput Laut di Indonesia, dalam WS. Atmadja dkk.
Tahang H. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Rumput Laut Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Tim Penulis PS, 1999. Budidaya, pegolahan dan Pemasaran Rumput Laut, PT. Penebar Swadaya, Jakarta


No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...