Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak melakukan kunjungan ke lokasi Keramba Apung di tengah laut di kawasan Bontang Kuala, Kota Bontang, Kaltim, hal ini dilakukan untuk memberikan dorongan kepada peternak ikan.
Keramba tersebut merupakan percontohan, yakni sistem baru yang sebelumnya dipelajari dari Padalarang, Jawa Barat. Diharapkan keramba percontohan yang peralatannya juga didatangkan dari Padalarang ini dapat dikembangkan di Kaltim.
"Sejumlah Keramba Apung ini merupakan bagian dari Program 500.000 Keramba yang telah kami canangkan sejak 2010. Besar harapan kami, keramba ini akan terus berkembang," ujar Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di hadapan nelayan, peternak ikan, dan undangan di Bontang Kuala, Sabtu (13/10)
Dalam pidato tersebut gubernur hanya menggunakan toa (pengeras suara corong), hal ini dilakukan karena lokasinya di tengah laut sehingga tidak ada listrik. Meskipun di tengah laut namun kondisi perairaannya dangkal.
Warga, nelayan dan undangan yang hadir dan mendengarkan pidato gubernur juga duduk di atas perahu maupun speed boat masing-masing.
Dalam pidatonya, gubernur mengatakan sat ini Pemprov Kaltim tengah melakukan revitalisasi terhadap pertanian dalam arti luas yang di dalamnya termasuk merevitalisasi sub sektor perikanan.
Sedangkan pengembangan keramba apung ini merupakan bagian dari revitalisasi. Apalagi yang dikembangkan dalam keramba terapung di Bontang Kuala tersebut merupakan ikan kerapu yang bernilai ekonkmis tinggi.
Dalam keramba terapung di Kecamatan Bontang Kuala tersebut ada dua versi yakni sebagian keramba jaring apung untuk pembibitan, sedangkan sebagian keramba lainnya digunakan untuk keramba pembesaran ikan kerapu.
Ikan kerapu merupakan komoditi unggulan yang prospektif untuk dikembangkan di Kaltim. Prospek budidaya kerapu karena semakin meningkatnya permintaan pasar baik luar negeri mapun domestik.
Pasar luar negeri yang potensial adalah Hong Kong, Singapura, dan Jepang. Sementara pasar domestik diperuntukkan sebagai hidangan di restoran dan hotel.
Kerapu tergolong ikan karang yang sulit dibudidayakan, tetapi ditinjau dari aspek teknis, untuk perairan di sejumlah wilayah seperti Bontang, Kutai Timur, dan Kabupaten Berau layak untuk pengembangan kerapu.
Saat ini sejumlah nelayan di kawasan itu sudah banyak mengusahakan ternak kerapu, baik dengan sistem keramba jaring apung maupun keramba jaring tancap.
Banyaknya peternak kerapu karena tingginya harga jual, sedangkan potensi kesiapan benih cukup tersedia, walaupun sebelumnya masih berasal dari tangkapan laut, namun kini sudah ada keramba pembibitan kerapu di Bontang Kuala sehingga ada jaminan kelangsungannya.
Keramba Apung yang dikunjungi Gubernur Kaltim beserta rombongan tersebut jumlahnya sebanyak 16 petak, terdiri atas keramba induk, keramba pembibitan, dan keramba pembesaran. (SUMBER: http://www.setkab.go.id/nusantara-6042-kaltim-kembangkan-keramba-kerapu-ala- padalarang.html: An/WID)
No comments:
Post a Comment