Monday, 4 September 2017

Identifikasi Potensi Wilayah dan Kebutuhan Teknologi Pelaku Utama Bidang Perikanan_Buku_2010

Pakan Buatan Untuk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) (Ringkasan SNI 01-4414-2006)



BATASAN
Standar ini   menetapkan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji dan pengukuran, syarat penandaan dan cara pengemasan pakan buatan untuk kodok lembu. SNI ini merupakan revisi dari SNI 01-4414-1997. 




SYARAT MUTU
Syarat mutu pakan kodok lembu seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Syarat mutu pakan kodok lembu


CARA PENGAMBILAN CONTOH 
Sesuai SNI 01-2326-1991, Metoda pengambilan contoh produk perikanan.

CARA UJI DAN PENGUKURAN
Cara uji kimia
1)   Kadar air, sesuai SNI 01-2354.2-2006, Penentuan kadar air pada produk perikanan.
2)   Kadar abu total, sesuai SNI 01-2354.1-2006, Penentuan kadar abu pada produk perikanan.
3)   Kadar lemak total sesuai SNI 01-2354.3-2006, Penentuan kadar lemak total pada produk perikanan.
4)   Kadar protein, sesuai SNI 01-2354.4-2006, Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan. 
5)   Kadar serat kasar, sesuai SNI 01-2891-1992, Cara uji makanan dan minuman.
6)   Non protein nitrogen dengan metode nitrogen bebas. 

Cara penentuan mikroba
1)   Kadar Salmonella sesuai SNI 01-2332.2-2006, Penentuan Salmonella pada produk perikanan.
2)   Kandungan aflatoksin dengan metode analisis aflatoksin terhadap  bahan (makanan kacang tanah, kelapa, dan kelapa hibrida).

Cara pengukuran diameter pakan
Menggunakan alat mikrometer (milimeter).

Floating rate
Persentase berat pakan yang mengapung dengan berat awal pakan sebelum proses pengeringan.

Kestabilan pakan dalam air
Diukur dengan menghitung persentase bobot yang hilang setelah direndam dalam air pada kondisi tertentu.

SYARAT PENANDAAN
Tulisan pada kemasan dalam bahasa Indonesia dengan mencamtumkan : merk dagang, nama produsen, klasifikasi pakan, bobot netto, jenis bahan yang digunakan, jenis bahan yang ditambahkan, kandungan nutrisi, cara penyimpanan, cara penggunaan, bentuk dan sifat fisik, kestabilan dalam air, tanggal kadaluarsa dan kode produksi.

CARA PENGEMASAN
Dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, aman dalam penyimpanan dan pengangkutan.

REFERENSI
BSN, 2006. SNI   01-4414-2006  Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw)  Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Friday, 1 September 2017

Keramba Jaring Apung (KJA) Kayu untuk Pembesaran Ikan Kerapu di Laut (Ringkasan SNI 01-6145-1999)



BATASAN
Standar ini menetapkan persyaratan konstruksi, tata cara pembuatan rakit, tata cara pembuatan keramba jaring, penempatan rakit dan penempatan karamba jaring apung kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut.


PERSYARATAN KONSTRUKSI 
Prakonstruksi  
1) Kriteria bahan rakit : kayu balok/gelondongan, tahan air laut berukuran 14x7x800 cm sebanyak 14 batang/unit, kayu papan jenis kayu tahan air laut berukuran 25x3x400 cm, jumlah perunit rakit 24 lembar, daya tahan minimal 4 tahun. 
2) Baut : yang digunakan adalah baut besi berdiameter 1 cm panjang 30 cm dilengkapi dengan mur dan ring. Jumlah yang digunakan per unit rakit 36 pasang dan untuk sambungan digunakan 60 pasang berdiameter 1 cm panjang 30 cm, kekuatan baut 4 tahun.  
3) Paku : yang digunakan adalah paku kapal/galvanis berukuran 2-5 inci memiliki daya tahan 4 tahun. 
4) Pelampung : yang digunakan berbahan styrofoam yang diberi sarung terpal polyetiline.
5) Tali : yang digunakan adalah tali polyetyline berdiameter 8 mm untuk tali pelampung, dan 25 mm untuk tali jangkar dengan daya tahan 5 tahun. Kebutuhan tali pelampung untuk rakit 15 kg dan tali jangkar 45 kg.
6) Jangkar : berbahan besi atau bahan lainya berat 50 – 75 kg/buah, daya tahan 10 tahun.

Kriteria bahan karamba jaring 
1) Jaring yang digunakan berbahan polyetiline, ukuran mata jaring dan nomor benang bervariasi mulai dari 0,5 – 1,5 inci D9 – D21, daya tahan jaring 5 tahun.
2) Tali ris berbahan polyetiline, daya tahan 5 tahun. Ukuran tali ris untuk jaring seperti pada tabel dibawah ini. 

Tabel : Ukuran tali ris untuk jaring sesuai dengan ukuran mata jaring

Konstruksi
1)   Bentuk dan ukuran rakit : berbentuk segi empat (8 x 8 m) yang dibagi menjadi 4 petak berukuran 3,2 x 3,2 m sebagai tempat untuk melakukan kegiatan, rakit diapungkan dengan pelampung dan ditambatkan denan jangkar.
2)   Bentuk dan ukuran keramba jaring : berbentuk kotak (1x1x2 m) untuk fase pendederan dan penggelondongan, serta ukuran 3x3x3 m untuk fase pembesaran.

TATA CARA PEMBUATAN RAKIT 
1)   Pembuatan bingkai rakit : a) mempersiapkan dan menyusun kayu balok sesuai bigkai yang akan dibuat, b) pengeboran kayu serta pemasangan baut pada bagian yang telah di bor, pada pertemuan kedua balok dilakukan pencoakan ((nat/sliding) agar lebih kokoh, c) jarak antara balok kayu untuk petak pemeliharaan 3,2 meter, jarak antara kayu balok untuk pemasangan pelampung 30 cm, d) setelah pasang baut dipasang balok kecil 44 cm fungsinya sebagai alas papan pijakan, e) bingkai rakit siap dipasang.
2)   Pemasangan pelampung : a) dilakukan dipantai, b) dipasang sejajar dengan kayu balok bingkai rakit bagian bawah, pemasangan pelampung menggunakan tali 8 mm, setiap unit rakit minimal 15 pelampung disusun 5 buah perbarisnya 
3)   Pemasangan kayu papan pijakan : a) dilakukan setelah pelampung terpasang semua, b) dipasang diatas dan sejajar kayu balok bingkai rakit kemudian dipaku pada papan yang sudah terpasang.



TATA CARA PEMBUATAN KERAMBA JARING
1)   Pengukuran dan penghitungan mata jaring : pengukuran mata jaring dilakukan dilakukan saat posisi mata jaring tertutup, sedangkan nomor bening (D) dihitung jumlah serabut daam satu lilitan benang.
2)   Pemotongan jaring : a) dilakukan apabila jumlah mata jaring yang digunakan sudah ditentukan, b) pemotongan mengikuti jalur jaring, dengan menarik sisi kiri dan kanan yang akan dipotong.
3)   Pemasangan tali ris : a) setiap keramba memerlukan 4 utas tali yang terdiri dari 1 utas tali sepanjang 2 keliling atas bawah ditambah 1 bidang tinggi ditambah 4 x4 meter untuk tali kuping dan 3 utas tali sepanjang tinggi kurungan ditambah 1 meter. b) tiga potong tali ris pendek dipasang pada 3 sisi tinggi kurungan diikat supaya tidak bergeser, c) tali ris panjang dimasukkan  mulai dari bibir jaring bagian atas dan sekelilingnya untuk menyatukan dua sisi ujung hingga membentuk kotak, d) memasang tali ris bagian bawah dan bagian dasar kurungan membentuk kotak, e) membuat tali kuping dari salah satu ujung secara berurutan dan diikat mati, sisa tali pada setiap kuping disimpul kuat dan ujungnya dibar supaya kuat dan rapi. f) jaring siap dipasang dengan alur pemasangan tali ris.

PENEMPATAN RAKIT
Penentuan tata letak berguna untuk mendapatkan posisi rakit yang stabil dilokasi perairan, hal yang harus diperhatikan ; a) panjang tali jangkar minimal 3 kali kedalaman pada saat pasang tinggi, b) pengikat tali jangkar harus menggunakan simpul kuat agar rakit tidak hanyut pada saat gelombang besar, c) posisi rakit yang dipasang stabil adalah arah pelampung harus sejajar dengan arah arus, d) jarak antar rakit, e) jumlah rakit perjalur maksimal 5 rakit/unit, antar unit dipasang ban bekas.

PENEMPATAN KERAMBA JARING
1)   Untuk pendederan  dan penggelondongan menggunakan jaring ukuran 1 cm x 1 cm x 2 meter yang diletakan dipetakan 3,2 x 3,2 meter yang sudah dibagi menjadi 4 petak. 
2)   Keramba jaring pembesaran ukuran 3 x 3 x 3 meter yang diletakan pada petakan ukuran 3,2 x 3,2 meter. 
3)   Pemasangan keramba jaring ke bingkai rakit diletakkan pada tiap sudut bagian atas keramba yang dipasang tali diikat pada sisi bingkai, pemasangan dengan menarik keramba jaring membentuk kotak dan terpasang kuat.
4)   Pemasangan pemberat pada keramba jaring dipasang pada setiap sudut keramba yang digantung tersendiri, diikat menggunakan simpul hidup kuat dan mudah dilepas, bobot pemberat harus sesuai dengan ukuran dan jenis keramba dan kuat arus, setiap pemberat diberi tali untuk memudahkan penarikan dalam penggantian pemberat.

REFERENSI
BSN, 1999. SNI  01-6145-1999  Keramba Jaring Apung (KJA) Kayu untuk  Pembesaran Ikan Kerapu di Laut. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Fasilitasi Akses Permodalan dalam Pengembangan Usaha Perikanan_Buku_2010

ANALISIS EFEKTIVITAS PERCONTOHAN PENYULUHAN PERIKANAN: PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR DENGAN MEDIA KOLAM TERPAL BUNDAR PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) JUARA BERSAMA

RINGKASAN EKSEKUTIF Percontohan penyuluhan perikanan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menguji efektivitas penerapan teknologi budida...