Wednesday, 5 July 2017

Produksi Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-6485.3-2000)



BATASAN
Standar  ini menetapkan  persyaratan dan cara pengukuran serta pemeriksaan  produksi  benih ikan gurami (Osphronemus goramy, Lac.) kelas benih sebar. 

PERSYARATAN PRODUKSI
Pra produksi
1)   Lokasi kolam :  a) lahan : bebas banjir dan pengaruh pencemaran; b) tanah dasar : stabil, tekstur 50 – 60 %, lempung < 20 % pasir dan sisanya serbuk bahan organik.
2)   Sumber air :  tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun.
3)   Wadah : berupa kolam atau bak, bisa dikeringkan, untuk penetasan telur dan pemeliharaan larva berupa akuarium, corong penetasan kerucut atau Waskom, untuk pendederan I, II, III, IV dan V berupa kolam tanah atau tembok.
4)   Induk : sesuai dengan SNI 01-6485.1-2000.
5)   Bahan : a) pakan buatan : dengan kandungan protein > 30 % dan pakan hijauan antara lain daun sente (Alocasia macrosrhitia); b) pupuk organik; c) kapur tohor; d) bahan kimia dan obat-obatan : yang direkomendasikan.
6)   Peralatan : a) pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva : sarang tempat sampah plastik atau bambu, bahan sarang dari sabut kelapa atau ijuk yang halus, alat pengukur kualitas air dan alat lapang  (timbangan,waring, ember, lambit, sikat bak);   b) pendederan I, II, III, IV dan V :  pengukur kualitas air dan alat lapang yaitu hapa/waring, lambit, ember, cangkul.


Proses Produksi
1)   Pemijahan :  a) padat tebar  induk : 1 ekor /5 m2  (perbandingan jantan dan betina  1 : 3 - 4, produksi telur : 1.500 – 2.500 butir/kg induk betina; b) tata letak sarang : 1 - 2 m dari tempat bahan sarang, kedalaman 10 - 15 cm dari permukaan air dan diletakkan di permukaan air; c) panen telur : sarang diangkat setelah induk bertelur, pisahkan telur dari sarang untuk ditetaskan, telur yang baik berwarna kuning bening dan pisahkan telur berwarna kuning keruh untuk dibuang; d) kualitas air media pemijahan : suhu : 25 -      30 ºC,  pH  6,5 - 8,0, laju pergantian air : 10 - 15 % per hari, ketinggian air : 40 - 60 cm.
2)   Penetasan telur : a) kualitas air media di akuarium : suhu 29 - 30 ºC, pH  6,7 - 8,6 dan ketinggian air : 15 - 20 cm; b) padat tebar telur : 4 - 5 butir/cm2; c) waktu penetasan telur : 36 - 48 jam. 
3)   Pemeliharaan larva : a) kualitas dan kuantitas air di akuarium : suhu 29 - 30 ºC,  pH : 6,5 - 8,0 dan ketinggian air : 15 - 20 cm; b) padat tebar : 15 - 20 ekor/liter; c) pakan : cacing Tubifex, Moina atau Daphnia; d) obat-obatan : antibiotika (jika diperlukan, oksitetrasiklina dengan dosis 5 mg/l-10 mg/l), garam 500 - 1000 mg/l dengan cara perendaman selama 24 jam. (Catatan  : saat ini sudah tidak diperbolehkan).
4)   Pendederan I, II, III, IV dan V : a) kualitas dan kuantitas air kolam : suhu : 25 - 30 ºC, pH : 6,5 - 8,5 , debit air : 0,4 - 0,7 liter/detik untuk lahan 500 m2, ketinggian air : 40 - 60 cm dan kecerahan :  > 30 cm;  b) penggunaan bahan pada pendederan I, II, III, IV dan V di kolam  : pakan,  pupuk organik dan  kapur tohor (lihat tabel ), penggunaan obat-obatan : antibiotika (jika diperlukan, oksitetrasiklina dosis 5 -10 mg/l), kalium permanganat 1 - 3 mg/l, formalin 25 ppm, garam 500 – 1.000 mg/l dengan cara merendam selama 24 jam. (Catatan : semua antibiotik saat ini sudah tidak diperbolehkan); c) ukuran benih yang ditebar;  d) padat tebar dan e)  waktu pemeliharaan seperti pada tabel di bawah ini.




Tabel : Proses produksi ikan gurami pada setiap tingkatan pemeliharaan


Pemanenan 
1)   Sintasan : pada larva : 80 - 95 % & pendederan I, II, III, IV dan V : lihat tabel.
2)   Ukuran panjang total dan bobot benih yang dipanen; larva,  benih pada P I, P II, P III, P IV dan P V sesuai dengan SNI 01-6485.2-2000 

CARA PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN 
1)   Suhu : dengan termometer, dipermukaan dan dasar  pada pagi dan sore.
2)   pH air : pH meter atau pH indikator (kertas lakmus).
3)   Debit air : dengan mengukur volume air masuk ke wadah penampungan dibagi waktu yang dibutuhkan (liter /detik). 
4)   Ketinggian air : dengan penggaris yaitu mengukur jarak antara dasar wadah sampai ke permukaan air, penggaris (cm). 
5)   Kecerahan air : dengan sechi disk (garis tengah ≥ 25 cm) diberi tali/tangkai yang dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan, mengukur jarak antara permukaan air ke piringan saat pertama piringan tidak terlihat (cm).
6)   Penggunaan bahan : a) jumlah pakan = (bobot rata-rata ikan (≥ 30 ekor ikan sampel)) x  (Σ populasi ikan yang ditanam) X % tingkat pemberian pakan (gr atau kg); b) jumlah pupuk = (dosis pupuk/m2) X luas wadah pemeliharaan (g atau kg); c) jumlah kapur = (dosis kapur /m2) X luas wadah pemeliharaan (g atau kg); d) jumlah padat tebar benih = (Σ benih ditebar/m2)  X  luas wadah pemeliharaan; e) panjang total benih = mengukur jarak antara ujung mulut - ujung sirip ekor  dengan jangka sorong atau penggaris (cm); f) pengukuran bobot benih = benih ditimbangan dengan timbangan analitis (g atau mm).

REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-6485.3-2000 Produksi Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac)  Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Tuesday, 4 July 2017

Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-6485.2-2000)



BATASAN
Standar  ini menetapkan  persyaratan dan cara pengukuran serta pemeriksaan  induk ikan gurami kelas benih sebar. Benih ini merupakan  keturunan pertama dari induk pokok, induk dasar atau induk penjenis yang memenuhi syarat mutu kelas benih sebar, terdiri dari larva (0,75 - 1,0 cm), benih ukuran 1 - 2 cm, 2 - 4 cm, 4 - 6 cm, 6 - 8 cm dan 8 - 11 cm. Mempunyai alat pernapasan tambahan labirin yang terbentuk umur 18 - 24 hari untuk bertahan hidup pada perairan yang kurang oksigen. Sampai umur sekitar 40 hari merupakan ikan karnivor dan berubah menjadi ikan herbivor.   

PESYARATAN 
Kualitatif  
1)   Larva : a) asal : hasil penetasan telur dari induk kelas induk pokok (jantan dan betina bukan satu keturunan); b) warna : badan coklat kehitaman dan bagian perut putih; c) bentuk tubuh : normal; d) gerakan/perilaku : cenderung bergerombol, berenang aktif dan berpencar, responsif terhadap rangsangan luar.
2)   Benih P I : a) asal : larva dari pemijahan induk kelas induk pokok (jantan dan betina bukan satu keturunan); b) warna  badan : coklat kehitaman, perut putih; c) bentuk tubuh :  menyerupai dewasa; d) gerakan/perilaku : pasif dan berpencar, responsif terhadap rangsangan luar, sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara.
3)   Benih P II : a) asal :  benih P I dari pemijahan induk kelas induk pokok (jantan dan betina bukan satu keturunan); b) warna  badan : coklat kehitaman, perut putih; c)  bentuk tubuh : menyerupai dewasa; d) gerakan/perilaku : aktif dan berpencar, responsif terhadap rangsangan luar, sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara.
4)   4) Benih P III : a) asal : benih PII dari pemijahan induk kelas induk pokok (jantan dan betina bukan satu keturunan); b) warna  badan : coklat kehitaman, bagian perut  putih; c) bentuk tubuh : menyerupai dewasa; d) gerakan/perilaku : aktif dan berpencar, responsif terhadap adanya rangsangan luar, Sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara.
5)   Benih P IV : a) asal : benih P III dari pemijahan induk kelas induk pokok (induk jantan dan betina bukan satu keturunan);  b) warna  badan : kecoklatan, perut putih, keperakan atau kekuning-kuningan; c)  bentuk tubuh : menyerupai dewasa; d) gerakan/perilaku : aktif dan berpencar, responsif terhadap rangsangan luar, sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara.

6)   Benih P V : a) asal : benih P IV dari pemijahan induk kelas induk pokok (induk jantan dan betina bukan satu keturunan); b) warna  badan : kecoklatan, bagian perut putih, keperakan atau kekuning-kuningan; c) bentuk tubuh : menyerupai dewasa; d) gerakan/perilaku : aktif dan berpencar, responsif terhadap rangsangan luar, sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara.

Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif benih ikan gurame kelas benih sebar seperti pada tabel dibawah ini. 
Tabel : Persyaratan kuantitatif benih ikan gurame kelas benih sebar
















CARA PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN 
1)   Umur : dihitung sejak telur menetas.
2)   Panjang total :  dengan mengukur jarak antara ujung mulut dengan ujung sirip ekor dengan jangka sorong atau penggaris (cm atau mm).
3)   Bobot badan : menimbang ikan dengan timbangan analitis (mg atau gram).
4)   Memeriksa kesehatan : a) pengambilan contoh 10 % dari populasi, minimal 30 ekor; b) pengamatan visual: untuk memeriksa gejala penyakit dan kesempurnaan morfologi ikan; c) pengamatan mikroskopik : untuk memeriksa jasad patogen (parasit, jamur, virus dan bakteri) di laboratorium uji.

REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-6485.2-2000 Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac)  Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Monday, 3 July 2017

Induk Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac) Kelas Induk Pokok (Ringkasan SNI 01-6485.1-2000)



BATASAN
Standar  ini menetapkan  klasifikasi,  persyaratan kualitatif dan kuantitati, cara pengukuran serta pemeriksaan  induk ikan gurami kelas induk pokok. Ikan gurami merupakan ikan asli Indonesia yang menyebar ke wilayah Asia Tenggara. Termasuk famili Osphronemidae, memijah sepanjang tahun, memiliki alat pernapasan tambahan labirin, sampai umur 40 hari merupakan ikan karnivor dan setelah itu berubah menjadi herbivor.  

PERSYARATAN
Kualitatif
1)   Asal  : hasil pembesaran benih sebar dari induk ikan kelas induk dasar.
2)   Warna badan : kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan atau kekuningkuningan.
3)   Bentuk tubuh : pipih vertikal.
4)   Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh bebas dari jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir.  

Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif seperti pada tabel dibawah ini.   
Tabel : Persyaratan kuantitatif sifat reproduksi 








CARA PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN
1)   Umur : dihitung sejak telur menetas. 
2)   Kematangan gonad : a) ikan jantan : dilihat  dari tingkah lakunya berpasangan dengan betina mulai  menyusun sarang; b) ikan betina : dengan meraba perut yang membesar, lunak dan di kolam pemijahan berpasangan dengan jantan menyusun sarang.
3)   Diameter telur :  ambil 30 butir telur, ukur diameternya dengan mikroskop yang dilengkapi mikrometer. 
4)   Panjang standar, panjang kepala dan tinggi badan : a) panjang standar : dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal ekor (cm); b) panjang  kepala : dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung tengkorak bagian belakang (cm); c) tinggi badan : dengan mengukur garis tegak lurus dari dasar perut sampai ke punggung dengan mistar atau jangka sorong (cm). 
5)   Bobot badan : dengan menimbang ikan per individu (kg). 
6)   Memeriksa kesehatan : a) pengambilan contoh : secara acak 1 % dari populasi, maksimal 10 ekor; b) pengamatan visual : untuk memeriksa gejala penyakit dan kesempurnaan morfologi ikan; c) pengamatan mikroskopik : untuk memeriksa jasad patogen (parasit, jamur, virus dan bakteri) di laboratorium uji. 
7)   Kemurnian ikan : dengan pengambilan contoh darah/jaringan ikan untuk pengujian di laboratorium uji  Induk ikan gurami.


REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-6485.1-2000 Induk Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac)  Kelas Induk Pokok (parent stock). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

ANALISIS EFEKTIVITAS PERCONTOHAN PENYULUHAN PERIKANAN: PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR DENGAN MEDIA KOLAM TERPAL BUNDAR PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) JUARA BERSAMA

RINGKASAN EKSEKUTIF Percontohan penyuluhan perikanan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menguji efektivitas penerapan teknologi budida...