Wednesday 23 May 2018

Penggunaan Vaksin HydroVac dan StreptoVac untuk Pencegahan Penyakit Potensial pada Ikan Air Tawar

DESKRIPSI TEKNOLOGI

Manfaat Teknologi

 Aplikasi vaksin HydroVac merupakan upaya pemberian kekebalan spesifik (antibodi) secara dini pada ikan budidaya untuk mencegah infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, bakteri patogen penyebab penyakit Motile Aeromonas Septicaemia (MAS).

 Aplikasi vaksin StreptoVac merupakan upaya pemberian kekebalan spesifik (antibodi) secara dini pada ikan budidaya (khusunya ikan nila) untuk mencegah infeksi bakteri Streptococcus agalactiae, bakteri patogen penyebab penyakit streptococciosis.

 Aplikasi vaksin HydroVac dan StreptoVac pada perikanan budidaya air tawar dapat menekan tingkat mortalitas yang diakibatkan oleh penyakit Motile Aeromonas Septicaemia (MAS) pada semua jenis ikan air tawar, dan penyakit streptococcosis pada ikan nila.

 Program vaksinasi akan meningkatkan produksi (food security) dan menjamin mutu produk perikanan (food safety), serta menjamin keberlanjutan budidaya ikan (sustainable aquaculture) air tawar yang ramah lingkungan.

 Vaksinasi merupakan salah satu upaya pengendalian penyakit bakterial pada ikan yang ramah terhadap ikan, lingkungan perairan dan konsumen.

 Penggunaan vaksin dapat mencegah timbulnya resistensi bakteri patogen pada ikan dan lingkungan perairan akibat penggunaan bahan kimia/antibiotika yang kurang bijaksana dalam pengelolaan kesehatan ikan.

 Secara ekonomi, aplikasi vaksin HydroVac dan StreptoVac pada perikanan budidaya air tawar akan menambah biaya produksi 1 – 2 rupiah/ekor ikan; namun keuntungan yang diperoleh akan sangat nyata.

PENGERTIAN/DEFINISI

Vaksin : Vaksin adalah suatu produk biologi yang terbuat dari mikroorganisme, komponen mikroorganisme yang telah dilemahkan, dimatikan atau rekayasa genetika dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh secara aktif (antibodi) sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi suatu jenis mikroorganisme patogen.

RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS

Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi

Persyaratan yang perlu diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi pada ikan:

 Ikan telah berumur lebih dari dua minggu.

 Kesehatan ikan harus dalam kondisi prima, hindari pemberian vaksin pada ikan yang sedang sakit.

 Suhu air relatif hangat (di atas 25oC) dan stabil.

SOP teknologi

HydroVac dan StreptoVac dapat diberikan melalui 3 (tiga) cara, yaitu perendaman, pakan dan suntik.

(1) Perendaman dalam larutan vaksin selama 15–30 menit. Teknik ini sangat ideal u n t u k ikan ukuran benih. Perendaman dapat dilakukan dalam bak beton/fiber glass/ akuarium atau ember plastik. Dosis yang digunakan adalah 100 ml vaksin untuk 1.000 liter air atau 1 ml vaksin untuk setiap 10 liter air. Air bekas rendaman pertama, masih dapat segera (tidak lebih dari 2 jam) digunakan sekali lagi untuk tujuan yang sama.

(2) Melalui pakan ikan (pellet). Teknik ini cocok untuk ikan yang sudah dipelihara di kolam/jaring atau sebagai vaksinasi ulang (booster). Vaksin diencerkan terlebih dahulu dengan air bersih, kemudian dimasukkan ke dalam alat semprot. Semprotkan larutan vaksin tersebut ke pakan secara merata, dikeringanginkan dan selanjutnya segera diberikan kepada ikan. Dosis yang diberikan adalah 2 - 3 ml/kg bobot tubuh ikan. Pemberian vaksin dilakukan selama 5 – 7 hari berturut-turut.

(3) Melalui penyuntikan. Teknik ini terutama diaplikasikan untuk ikan yang berukuran lebih dari 5 gram/ekor atau calon induk. Dosis vaksin yang diberikan adalah 0,1 ml/ekor. Penyuntikan dapat dilakukan melalui rongga perut (intra peritoneal) atau dimasukkan ke otot/daging (intra muscular) dengan sudut kemiringan jarum suntik 30 derajat.

Kaji Terap yang Sudah Dilakukan

Laporan aplikasi vaksin Hydrovac tahun 2009 ke beberapa dinas dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementrian Kelautan dan Perikanan; serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota diperoleh data-data sebagai berikut:

 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, aplikasi vaksin Hydrovac memberikan hasil yang menggembirakan bagi para pembudidaya ikan lele, gurame, nila, patin dan ikan mas dengan rataan tingkat kelangsungan hidup ikan berkisar antara 89% - 90%.

 Dinas Pertanian Kota Metro Lampung, aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan lele dan ikan patin dengan ukuran 5 sampai 7 cm melalui route perendaman; diperoleh rataan tingkat kelangsungan hidup ikan berkisar antara 90% - 95%.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan lele dan ikan patin diperoleh tingkat kelangsungan hidup rata-rata di atas 85%. Sedangkan aplikasi vaksin tersebut pada budidaya ikan gurame ukuran 1–3 cm, 5-8 cm, 8-12 cm hingga gurame indukan diperoleh tingkat kelangsungan hidup berkisar antara 70% - 100%.

 Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi melaporkan penggunaan vaksin Hydrovac pada ikan lele dan ikan mas yang diaplikasikan melalui route perendaman dan melalui pakan, secara ringkas hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis Ikan Ukuran Ikan (cm) Berat Ikan Tingkat Kelangsungan Hidup (%) Lele 4 - 5 - 82 -86 Lele - 100 – 125 g 97 – 99 Lele - 200 – 250 g 97 Lele - 20 g 95 Mas - 1,8 – 2,5 kg 100 Tabel 1. Ringkasan hasil penggunaan vaksin Hydrovac pada ikan lele dan mas di wilayah binaan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.  Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat mengaplikasikan vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas umur 1 - 2 bulan dan melaporkan sangat baik responnya dengan tingkat kelangsungan hidup 60 sampai 80%.  Balai Budidaya Perikanan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi Daerah DKI Jakarta tidak melaporkan tingkat kelangsungan hidup ikan, akan tetapi Balai tersebut melaporkan bahwa dua hari pasca pemberian vaksin Hydrovac, ikan mas dan koi berumur 14 – 45 hari cenderung senang berenang ke permukaan dan kurang nafsu makan. Perilaku ikan kembali normal setelah hari ke lima pasca vaksinnasi.  Dinas Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat melakukan aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan lele dumbo, gurame, mas dan nila dengan kisaran umur 3 minggu - 3 bulan. Dari aplikasi vaksin tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: pemberikan vaksin terbukti meningkatkan nafsu makan ikan sehingga pertumbuhannya meningkat sampai Jenis Ikan Umur Ikan (hari) Ukuran Ikan (inci) Kondisi ikan setelah divaksin Tingkat Kelangsungan Hidup (%) Gurame 15 0,5 Ikan normal >80 Gurame 20 0,5 Ikan sehat >80 Gurame 30 1 Gerakan kurang lincah, warna sedikit pucat tapi tidak pudar .>80 Gurame 50 1,5 Tidak terjadi gripis pada ekor dan sirip, performa lebih baik >80 Gurame 60 2 Ikan lebih cepat tumbuh dan lebih sehat >80 50%, dan tingkat kelangsungan hidup ikan mencapai 75% - 99%.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bangka Belitung melaporkan bahwa aplikasi vaksin Hydrovac meningkatkan respon ikan lele dumbo dan nila terhadap pakan yang diberikan; dengan rataan tingkat kelangsungan hidup berkisar antara 75% - 90%.

 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung (Jawa Barat) melaporkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan yang divaksin dengan vaksin Hydrovac umumnya mencapai 100%.

 Balai Benih Ikan (BBI) Punten, Kota Batu – Malang melaporkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan yang divaksin dengan vaksin Hydrovac umumnya mencapai 100%.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Agam, Sumatera Barat melaporkan bahwa aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat menurunkan tingkat kematian.

 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bangli Bali, melaporkan bahwa aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat menurunkan tingkat kematian.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, melaporkan bahwa aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat menurunkan tingkat kematian. Balai Benih Ikan (BBI) Kepanjen Malang Jawa Timur, melaporkan bahwa aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat menurunkan tingkat kematian.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang Jawa Barat melaporkan bahwa aplikasi vaksin Hydrovac pada ikan nila dan mas dapat menurunkan tingkat kematian.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu menyatakan bahwa penggunaan vaksin Hydrovac mempunyai efek positif, antara lain ikan yang menderita mata menonjol dapat mengalami penyembuhan dan secara umum terjadi kenaikan berat ikan.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat dan Timur, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DI Yogyakarta, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup ratarata di atas 80%.  Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%.  Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Karawang, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup ratarata di atas 80%.  Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%.  Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujung Batee Aceh, melaporkan bahwa vaksin Hydrovac sangat baik untuk mencegah penyakit yang sering terjadi pada budidaya ikan air tawar. Aplikasi jenis vaksin tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup rata-rata di atas 80%.  Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat menjelaskan secara detail aplikasi vaksin pada ikan gurame umur 15 - 60 hari dan ukuran berkisar antara 0,5 - 2 inci yang divaksin Hydrovac melalui route perendaman. Selengkapnya disajikan pada Tabel 2.  Berdasarkan hasil uji multi lokasi, dapat disarikan bahwa vaksin Hydrovac sangat efektif diaplikasikan dalam pembudidayaan ikan mas (Cyprinus carpio) di beberapa lokasi seperti Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Efektivitas vaksin dihitung dari nilai mortalitas kumulatif, kelangsungan hidup dan biomasa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok ikan mas yang divaksin mempunyai nilai mortalitas kumulatif relatif lebih rendah, tingkat kelangsungan hidup dan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ikan yang tidak divaksin di semua lokasi penelitian di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Vaksin Hydrovac juga dapat memberikan proteksi berdasarkan uji multi lokasi terhadap kemungkinan infeksi dari A. hydrophila strain yang lain.

KEUNGGULAN TEKNOLOGI

Teknologi Baru

Motile Aeromonas Septicemia (MAS) atau “penyakit merah”, disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila; merupakan penyakit bakterial yang bersifat akut, menginfeksi semua umur & semua jenis ikan air tawar, dapat mengakibatkan kematian hingga 100%, dan sering menimbulkan kerugian yang sangat signifikan. Komisi Kesehatan Ikan dan Lingkungan Nasional pada 2006 telah menetapkan jenis penyakit ini sebagai salah satu penyakit ikan utama di Indonesia. Streptococcosis merupakan penyakit infeksius yang semakin sering terjadi pada budidaya ikan nila. Kasus streptococcosis pada ikan nila di Jawa Barat dan Jawa Tengah disebabkan oleh infeksi bakteri S. agalactiae (85%) dan S. iniae (15%). Secara laboratoris, infeksi S. agalactiae pada ikan nila bersifat akut; sedangkan infeksi S. iniae lebih bersifat kronis. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa bakteri S. agalactiae berpotensi sebagai penyebab streptococcosis yang lebih serius pada budidaya ikan nila. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar – Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya telah mengembangkan vaksin anti-Aeromonas hydrophila dengan nama ”HydroVac” dan vaksin anti-Streptococcus agalactiae dengan nama “StreptoVac” sebagai produk biologi bagi upaya peningkatan produksi perikanan budidaya air tawar nasional. Hasil kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin “HydroVac” dapat menekan tingkat kematian ikan akibat penyakit MAS berkisar 30-40% dibandingkan dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai 6070%. Sedangkan hasil kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin “StreptoVac” dapat menekan tingkat kematian ikan nila akibat penyakit streptococcosis berkisar 20-30% dibandingkan dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai 50-60%. Salah satu diantara beberapa keunggulan yang dimiliki oleh kedua jenis vaksin tersebut adalah kemampuannya untuk menginduksi respon kebal spesifik yang dapat bereaksi silang (cross reactivity) terhadap beberapa strain bakteri A. hydrophila (untuk vaksin Hydrovac) dan bakteri S. agalactiae (untuk Streptovac) patogen yang terdapat di beberapa wilayah pengembangan budidaya ikan air tawar. Keunggulan ini memberi harapan bahwa produk vaksin ini dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya ikan di seluruh wilayah sentra produksi ikan air tawar. Vaksinasi ikan adalah memberi bekal kekebalan (immunity) pada tubuh ikan secara dini. Teknik ini merupakan salah satu alternatif pengendalian penyakit yang perlu terus dikembangkan, karena lebih ramah terhadap lingkungan, tidak berdampak negatif terhadap ikan itu sendiri maupun terhadap manusia. Vaksinasi pada perikanan budidaya diyakini akan dapat memberi kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya. Keberhasilan program vaksinasi akan berdampak langsung terhadap, antara lain: (1) menurunnya tingkat mortalitas ikan budidaya akibat infeksi patogen potensial, (2) menurunnya penggunaan antibiotik pada budidaya ikan, dan (3) menurunnya daya resistensi beberapa jenis patogen terhadap antibiotik.

Keberhasilan Teknologi

Penyakit yang menyerang ikan secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu penyakit infeksius dan non infeksius. Jenis penyakit non-infeksius disebabkan oleh lingkungan, makanan, dan genetik. Sedangkan jenis penyakit infeksius terdiri dari penyakit yang disebabkan oleh parasit, jamur, bakteri, dan virus. Bakteri yang bersifat patogen pada ikan adalah Aeromonas hydrophila, penyebab penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS), dan infeksi bakteri Streptococcus banyak ditemukan pada ikan nila dan menyebabkan penyakit yang disebut streptococcosis. Streptococcosis akibat infeksi Streptococcus merupakan penyakit pada tilapia yang biasa dihadapi petani ikan dalam usaha budidaya dan dapat menyebabkan kematian ikan yang tinggi.

Vaksin ”HydroVac” dan “StreptoVac” sebagai produk biologi untuk pencegahan penyakit bakteri potensial diharapkan mampu berkontribusi dalam peningkatan produksi perikanan budidaya air tawar nasional. Hasil kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin “HydroVac” dapat menekan tingkat kematian ikan akibat penyakit MAS berkisar 30-40% dibandingkan dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai 60-70%. Sedangkan hasil kajian laboratoris dan lapang, aplikasi vaksin “StreptoVac” dapat menekan tingkat kematian ikan nila akibat penyakit streptococcosis berkisar 20-30% dibandingkan dengan tanpa aplikasi vaksin yang mencapai 50-60%. Penggunaan vaksin sebagai upaya pencegahan penyakit ini merupakan teknologi pengendalian penyakit ikan yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan merupakan satu-satunya alternatif yang harus dikembangkan untuk mendukung program peningkatan produksi perikanan budidaya. Vaksinasi pada perikanan budidaya diyakini akan dapat memberi kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya. Vaksinasi juga merupakan salah satu upaya pengendalian penyakit bakterial pada ikan yang ramah terhadap ikan, lingkungan perairan dan konsumen. Program vaksinasi akan meningkatkan produksi (food security) dan menjamin mutu produk perikanan (food safety), serta menjamin keberlanjutan budidaya ikan (sustainable aquaculture) air tawar yang ramah lingkungan.

PENERAPAN DALAM SISTEM USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN

a. Telah lulus uji mutu dari BBPMSOH dengan sertifikat pengujian Vaksin HydroVac No. TN.720/3 0 8/stfk/ F5.I /V/2012 dan Vaksin StreptoVac No. TN.720/097/stfk/F.12/II/2013.

b. Telah memiliki nomor register dari KKP, Vaksin HydroVac (KKP RI NO. D 1206203BKC) dan Vaksin StreptoVac (KKP RI NO. D 1305224 BKC).

c. Vaksin HydroVac telah dikerjasamakan dengan PT. CAPRIFARMINDO L A B O R A T O R I E S t a n g g a l 2 5 O k t o b e r 2 0 1 1 N o . 25.01/BalitbangKP.2/KL.210/X/2011 No. 017/X/11/GM/EKS/CAP-VET dengan nama Vaksin CapriVac-Aero.

d. Vaksin HydroVac dan StreptoVac mampu menginduksi respon kebal spesifik (antibodi) pada ikan. Antibodi tersebut mulai bekerja 1 – 2 minggu pasca vaksinasi, dan proteksi berlangsung selama 3 - 4 bulan. Untuk meningkatkan kadar antibodi serta periode proteksi hingga lebih dari 4 bulan, perlu dilakukan vaksinasi ulang (booster) yang diberikan 1 - 2 bulan dari saat vaksinasi pertama.

RAMAH LINGKUNGAN

Hydrovac dan Streptovac merupakan vaksin in-aktif bakteri Aeromonas hydrophila AHL0905-2 dan Streptococcus agalactiae N14G. Kedua jensi bakteri tersebut merupakan isolat lokal (indigenous species) yang telah diseleksi secara laboratories. Kedua sediaan vaksin tersebut mengandung bakteri sel utuh sebanyak 1011 cfu/ml dengan pelarut berupa larutan phosphate buffered saline (PBS) 0,845%. Botol kemasan berupa plastic PVC volume 100 ml dengan dua penutup yang kedap air dan tersegel. Produk akhir dari kedua jenis vaksin tersebut telah lulus dari hasil uji mutu yang dilakukan oleh lembaga yang sangat kompeten untuk pengujian mutu vaksin, dan lembaga tersebut (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan/BBPMSOH) telah dua kali memperoleh akreditasi regional (ASEAN). Berdasarkan hasil uji terhadap persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh suatu produk vaksin, maka vaksin Hydrovac dan Streptovac dinyatakan LULUS. Sertifikat tersebut mengisyaratkan bahwa kedua jenis vaksin tersebut adalah murni, steril, inaktif dan aman untuk digunakan untuk ikan, tidak menghasilkan residu yang mengkontaminasi lingkungan budidaya; serta aman untuk konsumen.

WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Lihat gambar peta distribusi vaksin pada halaman sebelumnya

KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF  Jika umur ikan kurang dari 2 minggu maka vaksinasi tidak efektif karena organ yang berperan dalam pembentukan ketahanan tubuh belum berkembang sempurna.  Vaksinasi tidak efektif jika kondisi kesehatan ikan tidak prima atau ikan sakit dan suhu air di bawah 25 C atau suhu tidak stabil.o  Efektifitas vaksin akan menurun jika cara penyimpanan vaksin tidak dalam kondisi dingin atau pada refrigerator. KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISA USAHA Kedua jenis vaksin sangat ekonomis karena dosis pemakaiannya adalah 100 ml vaksin untuk 1.000 liter air rendaman yang dapat digunakan untuk 50.000 benih ikan. Kisaran harga vaksin per kemasan isi 100 ml adalah sekitar Rp 60.000 – 75.000,- sehingga harga vaksin hanya Rp. 1,- /benih tetapi dapat meningkatkan kelulusan hidup ikan dan menekan mortalitasnya.

No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Vaksinasi) Jumlah (Tanpa Vaksinasi ) I INVESTASI Sewa Lahan 500 m2 per thn 1 tahun 1.000.000 1.000.000 1.000.000 Peralatan perikanan 1 set 500 500 Jumlah 1.500.000 1.500.000 II BIAYA VARIABEL Benih (7-8 cm) 40 ekor 150 6.000.000 6.000.000 Pakan (vaksinasi) 147 Bal/30kg 211 31.017.000 - Pakan (tanpa vaksinasi) 110 Bal/30kg 211 - 23.210.000 Tenaga kerja (2 orang) 3 OB 300 1.800.000 1.800.000 Vaksin 3 botol 60 180 - Jumlah 38.997.000 31.010.000 III BIAYA TETAP Penyusutan Sewa lahan 3 bulan 350 350 Peralatan perikanan 1 set 165 165 Bunga Bank (12% per thn) 1.214.910 975.3 (JmlI+jmlIIx12%/12x3) Jumlah 1.729.910 1.490.300 Jumlah Biaya II+III 40.726.910 32.500.300

IV PENDAPATAN Ikan konsumsi (vaksinasi) 4 kg 12 48.000.000 - 32 ekor Ikan konsumsi (tanpa vaksinasi) 3 kg 12 - 36.000.000 24 ekor

V KEUNTUNGAN Periode 1 siklus 7.273.090 3.499.700 Tahun 3 siklus 21.819.270 10.499.100 Tabel 4. Analisa Usaha Pembesaran Ikan Lele dengan dan tanpa Aplikasi Vaksin HydroVac Tabel 5. Analisa Usaha Pembesaran Ikan Gurame dengan dan tanpa Aplikasi Vaksin Hydrovac Tabel 6. Analisa Usaha Pembesaran Ikan Nila di Kolam dengan dan tanpa Menggunakan Vaksin StreptoVac No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Vaksinasi) Jumlah (Tanpa Vaksinasi)

I INVESTASI Sewa Lahan 500 m2 per thn 1 tahun 1.000.000 1.000.000 1.000.000 Peralatan perikanan 1 set 500 500 Jumlah 1.500.000 1.500.000

II BIAYA VARIABEL Benih (silet) 7.5 ekor 2.25 16.875.000 16.875.000 Pakan (vaksinasi) 173 Bal/30kg 211 36.503.000 - Pakan (tanpa vaksinasi) 125 Bal/30kg 211 - 26.375.000 Tenaga kerja (2 orang) 8 OB 300 4.800.000 4.800.000 Vaksin 1 botol 60 60 - Vaksin Booster 2 botol 60 120 - Jumlah 58.358.000 48.050.000

III BIAYA TETAP Penyusutan Sewa lahan 1 tahun 1.000.000 1.000.000 Peralatan perikanan 1 set 165 165 Bunga Bank (12% per thn) 7.182.960 5.946.000 (JmlI+jmlIIx12%) Jumlah 8.347.960 7.111.000 Jumlah Biaya II+III 66.705.960 55.161.000 IV PENDAPATAN Ikan konsumsi (vaksinasi) 2.813 kg 30 84.390.000 - 5.625 ekor Ikan konsumsi (tanpa vaksinasi) 2.063 kg 30 - 61.890.000 4.125 ekor V KEUNTUNGAN Periode 1 siklus 17.684.040 6.729.000 Tabel 5. Analisa Usaha Pembesaran Ikan Gurame dengan dan tanpa Aplikasi Vaksin Hydrovac No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah (Vaksinasi) Jumlah (Tanpa Vaksinasi) I INVESTASI Sewa Lahan 500 m2 per thn 1 tahun 1.000.000 1.000.000 1.000.000 Peralatan perikanan 1 set 500 500 Jumlah 1.500.000 1.500.000 II BIAYA VARIABEL Benih (sangkal) 7.5 ekor 150 1.125.000 1.125.000 Pakan (vaksinasi) 63 Bal/30kg 211 13.293.000 - Pakan (tanpa vaksinasi) 51 Bal/30kg 211 - 10.761.000 Tenaga kerja (2 orang) 3 OB 300 1.800.000 1.800.000 Vaksin 1 botol 75 75 - Jumlah 16.293.000 13.686.000 III BIAYA TETAP Penyusutan Sewa lahan 3 bulan 350 350 Peralatan perikanan 1 set 165 165 Bunga Bank (12% per thn) 533.79 455.58 (JmlI+jmlIIx12%/12x3) Jumlah 1.048.790 970.58 Jumlah Biaya II+III 17.341.790 14.656.580 IV PENDAPATAN Ikan konsumsi (vaksinasi) 1.594 kg 13.5 21.519.000 - 6.375 ekor Ikan konsumsi (tanpa vaksinasi) 1.312 kg 13.5 - 17.712.000 5.25 ekor V KEUNTUNGAN Periode 1 siklus 4.177.210 3.055.420 Tahun 3 siklus 12.531.630 9.166.260

TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI

Isolat lokal asli Indonesia (indigenous spesies) dan masing-masing master seed vaksin telah dilengkapi dengan data sequencing-DNA

Indikasi : HydroVac merupakan vaksin inaktif bakteri Aeromonas hydrophila-AHL0905-2 untuk pencegahan penyakit Motile Aeromonas Septicemia pada ikan air tawar

Komposisi : HydroVac mengandung 1011 cfu/ml sel utuh (whole cell) bakteri Aeromonas hydrophila-AHL0905-2 yang merupakan isolat lokal terseleksi, dan Phosphate Buffered Saline (PBS) sebagai pelarut

Indikasi : StreptoVac merupakan vaksin inaktif bakteri Streptococcus agalactiae-N14G untuk pencegahan penyakit Streptococcosis pada ikan nila.

Komposisi : StreptoVac mengandung 1011 cfu/ml sel utuh (whole cell) bakteri S. agalactiae-N14G yang merupakan isolat lokal terseleksi dan Phosphate Buffered Saline (PBS) sebagai pelarut.

Sumber:

Taukhid, Lusiastuti A.M., Sugiani D., Sumiati T., Uni Purwaningsih, 2013. Penggunaan Vaksin HydroVac dan StreptoVac untuk Pencegahan Penyakit Potensial pada Ikan Air Tawar. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan – Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...