PERAN PAKAN DALAM KEBERHASILAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
Fahrur Razi
*)
ABSTRAK
Kebutuhan ikan
sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan
tangkapan dari laut, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi
permintaan pasar. Pakan yang baik pada ikan dalam
sistem produksi adalah hal yang penting
untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan
berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara
mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi
dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan
produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha.
Beberapa hal yang ingin dijelaskan dalam artikel ini adalah kelebihan pakan
alami dan pakan buatan, pemilihan pakan ikan yang tepat, teknis untuk menjaga
kualitas air terhadap limbah pakan, perhitungan konversi dan efisiensi pakan,
serta peran pakan dalam keberhasilan budidaya ikan.
Kata kunci: peran pakan ikan,
pengelolaan pakan, keberhasilan budidaya ikan.
A.
LATAR BELAKANG
Ikan merupakan bahan pangan yang banyak
digemari, karena memiliki
kandungan yang kaya akan vitamin A, vitamin D, fosfor,
magnesium, selenium, yodium, serta kalsium. Secara mendasar ikan memiliki
protein hewani yang sama dengan daging sapi, namun kelebihan ikan adalah
memiliki kandungan total lemak yang paling rendah dibandingkan sumber protein
hewani lainnya dan nutrisinya sangat mudah diserap tubuh.
Besarnya kandungan gizi ikan,
harga ikan yang relative murah dan semua agama menghalalkan konsumsi ikan
menyebabkan tingginya permintaan akan ikan. Kebutuhan ikan sebagai sumber
protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari laut,
budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi permintaan pasar.
Pakan yang baik pada ikan dalam
sistem produksi adalah hal yang penting
untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan
berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara
mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi
dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan
produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha.
Berdasarkan beberapa keadaan dan permasalahan tersebut perlu dilakukan
penulisan ilmiah mengenai “Peran Pakan dalam Keberhasilan Budidaya Ikan Air
Tawar” dalam rangka turut memberikan masukan kepada pihak terkait.
B.
TUJUAN PENULISAN ARTIKEL
Berdasarkan permasalahan pada bagian latar
belakang, tujuan penulisan artikel ini adalah:
1. Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh
pakan alami dibandingkan dengan pakan buatan.
2. Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh
pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami.
3. Menjelaskan syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam pemilihan pakan ikan yang tepat.
4. Menjelaskan teknis untuk menjaga kualitas
air dalam budidaya ikan agar tidak terganggu oleh limbah pakan atau limbah
lainnya.
5. Menjelaskan alasan mengapa kita perlu
melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan.
6. Menjelaskan seberapa
penting pakan menentukan keberhasilan budidaya ikan.
C.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Darmanto (2000), Pakan alami ialah
makanan hidup bagi larva atau benih ikan dan udang. Beberapa jenis pakan alami
yang sesuai untuk benih ikan air tawar, antara lain lnfusoria (Paramaecium
sp.), Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan Daphnia sp. Pakan
alami tersebut mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan mudah dicerna dalam
usus benih ikan. Ukuran tubuhnya yang relatif kecil sangat sesuai dengan lebar
bukaan mulut larva/benih ikan. Sifatnya yang selalu bergerak aktif akan
merangsang benih/larva ikan untuk memangsanya. Pakan alami ini dapat
diibaratkan "air susu ibu" bagi larva/benih ikan yang dapat
memberikan gizi secara lengkap sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
Pelet adalah bentuk makanan buatan yang
terdiri dari beberapa macam bahan yang kita ramu dan kita jadikan adonan,
kemudian kita cetak sehingga bentuknya merupakan batangan kecil-kecil seperti
bentuk obat nyamuk bakar. Panjangnya biasanya berkisar 1-2 cm. Jadi pelet tidak
berupa tepung, tidak berupa butiran, dan juga tidak berupa larutan (Mudjiman,
1996). Menurut Syahputra (2009) usaha budidaya ikan saat ini semakin intensif
menuntut tersedianya makanan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan
berkesinambungan.
Ketersediaan pakan yang memadai secara
kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan.
Pakan berkualitas harus memiliki kandungan nutrisi ikan dan mudah dicerna,
sehingga dapat diserap oleh tubuh ikan (Khairuman dan Amri, 2002).
Konversi dan efisiensi pakan erat
hubungannya dengan nilai kecernaan yang menggambarkan persentase nutrien yang
dapat diserap oleh saluran pencernaan tubuh ikan. Semakin besar nilai kecernaan
suatu pakan maka semakin banyak nutrien pakan yang dimanfaatkan oleh ikan
tersebut. Penyerapan nutrien oleh tubuh dipengaruhi oleh berbagai hal seperti
kualitas pakan dan jumlah pakan yang dikonsumsi. Nutrien yang dimanfaatkan oleh
ikan dapat mempengaruhi penyediaan energi protein dan non protein dalam tubuh.
Semakin banyak energi yang tersedia dalam tubuh akan meningkatkan kemampuan
ikan untuk mengubah energi tersebut dan disimpan dalam bentuk daging berupa
protein dan lemak (Akbar, 2000).
D.
PEMBAHASAN
Kelebihan Pakan Alami dan Pakan Buatan
Kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami
dibandingkan dengan buatan, antara lain adalah: (a) Harga pakan alami relative
lebih murah jika dibandingkan pakan buatan; (b) Pakan alami umumnya mudah
dicerna, nilai gizi pakan alami lebih lengkap,
sesuai dengan tubuh ikan, dan tidak menyebabkan penurunan kualitas air
pada wadah budidaya ikan; dan (c) Tingkat pencemaran terhadap air kultur akan
lebih rendah daripada menggunakan pakan buatan.
Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh
pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami, antara lain adalah: (a) Kelebihan
pakan buatan adalah mengurangi kemungkinan penularan penyakit
(dibandingkan dengan makanan alami). Pakan alami adalah organisme
hidup yang tentunya dapat terserang oleh penyakit pada media hidupnya. Penyekit
yang menyerang pakan alami dapat berpindah pada ikan yang kita budidayakan,
setelah pakan alami dimakan oleh ikan; (b) Pengelolaan kualitas, kuantitas dan
kuntinuitas pakan buatan jauh lebih mudah
dibandingkan pakan alami. Pakan buatan tidak memerlukan pemeliharaan,
pakan buatan yang diproduksi oleh pabrik dapat dibeli ketika diperlukan
sehingga pekerjaan pembudidayaan lebih ringan, waktu yang diperlukan lebih
sedikit dan hemat tenaga kerja.
Pemilihan Pakan Ikan yang Tepat
Beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi
dalam pemilihan pakan ikan yang tepat, antara lain berupa:
1. Mutu pakan yang tinggi, dilihat dari:
-
Formula pakan ikan
yang dipilih harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, dilihat
dari kandungan nutrisi
makanan yang menyangkut: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan gizi pakan terutama protein
harus sesuai dengan kebutuhan ikan.
-
Bahan formulasi pakan sesuai dengan jenis makanan dan panjangnya
usus ikan yang dibudidayakan. Pemilihan jenis pakan yang sesuai dengan
karakteristik jenis makanan dan panjangnya usus ikan akan meningkatkan ratio
konversi makanan ikan menjadi daging ikan.
-
Tidak mengandung
antibiotik dan zat racun.
-
Memperhatikan
batas kadaluarsa pakan.
2. Bentuk dan karakteristik pakan sesuai
kebutuhan, dilihat dari:
-
Ukuran pakan
dipilih sesuai dengan umur dan bukaan mulut ikan.
-
Memiliki
aroma yang disukai ikan yang dibudidayakan.
-
Kestabilan pakan
dan ketahanan pakan dalam air sesuai dengan kebiasaan makan ikan.
3. Secara ekonomis menguntungkan, dilihat
dari:
-
Mudah diperoleh
(kuntinuitas dan kemudahan transportasi).
-
Harganya relatif
murah jika dibandingkan harga ikan yang dibudidayakan, dengan ratio harga pakan
maksimal 70% dari harga ikan.
Teknis untuk Menjaga Kualitas Air terhadap Limbah
Pakan
Beberapa
langkah teknis yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air dalam budidaya
ikan (di Karamba Jaring Apung) agar tidak terganggu oleh limbah pakan atau
limbah lainnya, antara lain berupa:
1.
Optimalisasi
pengelolaan pakan yang ramah terhadap kualitas air
-
Porsi
makan ikan diberikan sesuai dengan daya tumbuh optimum perhari (Average Daily Growth) atau porsi makan
hanya diberikan 80% dari daya kenyang, sehingga masih tersedia ruang dilambung
untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap
sempurna.
-
Frekuensi
pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8
jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam
untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap
sehat, ikan pun sehat.
-
Pakan
difermentasi menggunakan probiotik untuk menghasilkan enzim: protease, amilase,
lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%,
dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak, serta membantu
menghasilkan kotoran ikan yang mudah terurai dan ramah lingkungan.
2.
Optimalisasi
pengelolaan wadah budidaya ikan yang ramah terhadap kualitas air
-
Penerapan
Integrated Management Total Aquaculture
yang dapat dilakukan dengan melakukan pemeliharaan multispesies dalam satu
wadah (misalnya jaring bertingkat) sehingga buangan pakan pada jaring pertama
(misal ikan omnivora) dapat dikonsumsi lagi terlebih dahulu oleh ikan pada
jaring lapis kedua (misalnya herbivora), sehingga buangan sisa pakan ke dasar
dapat diminimalisir.
-
Pengaturan
lokasi ataupun jumlah petakan yang dapat dipelihara dengan memperhatikan daya
dukung lingkungan perairan ataupun flushing rate waduk/danau tersebut sehingga
tidak terjadi over populasi ikan yang dipelihara yang dapat meningkatkan limbah
pakan ke dasar.
-
Pengaturan
musim tanam, pengendalian jumlah KJA dan padat tebar ikan di KJA dikurangi atau
ikan budidaya diganti dengan jenis yang lebih toleran terhadap konsentrasi DO
yang rendah seperti ikan patin, lele, dan betutu.
3.
Melakukan
penebaran (stocking) ikan
herbivora secara lepas seperti ikan grass carp yang dapat menjaga keseimbangan
ekosistem danau/waduk sehingga blooming akibat eutrofikasi dapat dicegah sedini
mungkin.
4. Meningkatkan kadar oksigen terlarut di
perairan. Menurut Lukman (2002), pasokan oksigen dalam pengelolaan KJA adalah
untuk respirasi biota, pembusukan feses ikan dan pembusukan sisa pakan ikan.
Menurutnya untuk setiap gram organik (limbah budidaya ikan) diperlukan 1,42
gram oksigen. Konsentrasi oksigen yang tersedia berpengaruh secara langsung
pada kehidupan akuatik khususnya respirasi aerobik, pertumbuhan dan
reproduksi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar
oksigen terlarut di perairan:
-
Mengurangi
bahan-bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan organik dalam
air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
-
Diusahakan
agar air tersebut mengalir.
-
Pembersihan
sampah dan limbah yang ada di perairan, baik melalui pengelolaan fisik
(pembersihan), pengelolaan kimiawi (penambahan bahan-bahan pengurai), dan
pengelolaan biologi (penggunaan tanaman air, pro biotic, bakteri dan mikroba)
yang dapat membantu pengelolaan kualitas air.
Perhitungan konversi dan efisiensi pakan
Beberapa
alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan
adalah:
1.
Sebagai
upaya dalam meningkatkan produktifitas budidaya ikan:
-
dapat
mengetahui seberapa besar pengaruh pakan yang kita berikan terhadap pertumbuhan
ikan yang kita pelihara.
-
dapat
mengetahui besaran daya dukung perairan terkait buangan sisa pakan dan kotoran
ikan.
-
dapat
membantu dalam penentuan pemilihan jenis pakan yang baik untuk menghasilkan
ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
2.
Sebagai
upaya dalam meningkatkan keuntungan usaha:
-
dapat
menghitung biaya yang dikeluarkan dalam pembelian pakan selama proses
pemeliharaan ikan, karena pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75%
dari biaya produksi dalam budidaya ikan.
-
dapat
menghindari pemborosan dalam penggunaan pakan.
-
dapat
mengoptimalkan penggunaan biaya produksi dengan menggunakan pakan yang baik dan
jumlah pakan sesuai kebutuhan ikan.
Pakan menentukan keberhasilan budidaya ikan
Pakan
merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan, antara lain
karena:
1.
Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan
kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem
produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
2.
Pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75%
dari biaya produksi dalam budidaya ikan.
3.
Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting
penentu keberhasilan budidaya ikan secara intensif seperti dalam sistem KJA.
Salah satu cara untuk menekan biaya pakan sekaligus dapat meningkatkan
keuntungan adalah dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan
jenis, jumlah, jadwal dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kebiasaan ikan.
E.
PENUTUP
Pengelolaan pakan merupakan kunci keberhasilan dalam
budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan
kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem
produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. D. 2002. Pengaruh Penggantian
Tepung Terigu dengan Tepung Singkong terhadap Efisiensi Pakan dan Pertumbuhan
Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Skripsi. IPB. Bogor. 43 hal.
Darmanto dkk, 2000. Budidaya Pakan Alami
Untuk Benih Ikan Air Tawar. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian - Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. di
download dari
http://defishery.files.wordpress.com/2009/11/budidaya-pakan-alami-untuk-benih-air-tawar.pdf.
Effendi I., dkk. 2012. Materi Pokok
Budidaya Perikanan; 1- 9; MMPI5201/3sks Cetakan ketiga Edisi 1. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Khairuman dan Amri, 2002. Membuat Pakan
Ikan Konsumsi. PT. Agro Media Pustaka, Depok.
Lukman dan Hidayat. 2002. Pembebanan dan
Distribusi Organik di Waduk Cirata. Jurnal Teknologi Lingkungan. P3TL-BPPT.
Vol. 3 (2): 129 – 135.
Mudjiman, A., 1996. Makanan Ikan. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Syahputra, A., 2009. Rancang Bangun Alat
Pembuat Pakan Ikan Mas dan Ikan Lele Bentuk Pelet. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
No comments:
Post a Comment