Monday, 18 August 2014

PENGEMASAN DAN PENGANGKUTAN IKAN BANDENG



Pengangkutan ikan merupakan salah satu kegiatan pasca panen yang sangat berpengaruh terhadap kualitas ikan yang sampai ke konsumen. Ikan bandeng yang sudah tidak segar lagi kurang disenangi konsumen dan akibatnya harga menjadi lebih murah. 
Ikan bandeng diangkut dalam keadaan mati segar.  Agar kesegaran ikan terjaga cukup lama maka perlu penanganan yang baik sejak ikan itu ditangkap hingga sampai ke tangan konsumen.  Pada dasarnya ikan membusuk disebabkan adanya proses autolysis dan bakteri.  Autolysis adalah penguraian jaringan tubuh disebabkan oleh enzym yang secara alami ada di dalam tubuh yang dalam keadaan ikan hidup enzym ini berperan dalam pencernaan makanan. Demikian pula bakteri yang ada dalam insang, usus dan otot mengeluarkan enzim yang beraksi pada daging ikan.
       Penanganan itu mencakup persiapan, pengemasan dan pelaksanaan pengangkutan. Persiapan dilakukan segera setelah ikan bandeng ditangkap.  Ikan-ikan disimpan dalam keranjang (bambu/rotan) atau digelar di atas lantai tembok.  Setelah itu diupayakan segera mati, jangan dibiarkan ikan menggelepar-gelepar terlalu lama karena akan mempersingkat kesegaran ikan.  Tumpukan ikan yang cukup tinggi di dalam keranjang bisa mempercepat ikan mati.  Setelah ikan terkumpul cukup banyak, kemudian dilakukan pembersihan  dengan menyemprotkan air bersih ke atas tumpukan ikan bandeng tersebut, hingga kotoran hanyut.  Bakteri yang terdapat pada lumpur yang melekat pada tubuh ikan jika dibiarkan akan mempercepat proses pembusukan tubuh ikan.
       Ikan yang sudah bersih dipersiapkan untuk proses pengemasan.  Pada proses ini pertama-tama ikan dimasukkan ke dalam wadah angkut yang berupa keranjang, drum atau tong plastik.  Selanjutnya suhu di dalam wadah angkut diupayakan sedingin mungkin, agar kerja enzim di dalam tubuh ikan dan bakteri yang berperan dalam pembusukan terhambat.  Caranya adalah dengan memasukkan butiran es atau es curah kedalam wadah angkut.  Es ini ditempatkan diantara lapisan-lapisan ikan. Berapa banyak es yang diperlukan?  Yang paling baik satu kg es untuk satu kg ikan (perbandingan 1:1). 

Makin kecil perbandingan es dengan ikan   makin tinggi suhu pegangkutan dan makin cepat es meleleh, seperi terlihat pada tabel di bawah ini :
Perbandingan es dengan ikan
Temperatur di dalam wadah (oC)
Waktu untuk Es meleleh seluruhnya (jam)
1: 1
0 hingga 1,1
17
1:4
2,2 hingga 4,4
6
1:6
6,6 hingga 7,7
5

       Proses pengemasan berakhir setelah wadah angkut ditutup rapat.  Kegiatan selanjutnya adalah pengangkutan. Pada pengangkutan perlu diperhatikan:
1.   Kesiapan alat angkut.  Hindarkan penggunaan kendaraan yang berisiko mengalami gangguan di perjalanan.  Penundaan masa pengangkutan yang disebabkan kendaraan mogok akan berakibat kepada penurunan kualitas ikan
2.   Pengangkutan dilakukan ketika suhu rendah, biasanya sore hingga malam hari
3.   Waktu tempuh harus benar-benar diperhitungkan agar ikan bisa sampai di tempat pemasaran pada saat yang tepat, yakni subuh atau paling lambat pagi hari.

Segera setelah ikan sampai ditujuan, ikan dibongkar dari wadah pengangkutan untuk dijajakan ke konsumen atau disimpan dulu di dalam wadah penyimpanan baru dengan menempatkan ikan diantara lapisan-lapisan es yang baru atau disimpan dalam wadah yang dilengkapi dengan pendingin ruangan (freezer).



SUMBER:
Alipuddin M., 2003.  Modul Pemanenan dan Pengangkutan Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:
Ahmad, T dkk. 1998. Budidaya Bandeng Secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Balai Budidaya Air Payau, Jepara.  1984.  Pedoman Budidaya Tambak.  Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian.  Jepara.
Brackiswater Aquaculture Development and Training Project. 1980.  Fisheries Extension Officers Training Manual. FAO-UNDP-BFAR Rep. Philippines.  Quezon City. 
Soeseno,S. 1987. Budidaya ikan dan udang dalam tambak. PT Gramedia. Jakarta.

 

PEMANENAN IKAN BANDENG



Setelah melakukan pemeliharaan selama 4-6 bulan, atau setelah ukuran panen yang diinginkan/ukuran pasar tercapai, ikan dipanen.  Ukuran panen tersebut berkisar antara 150-300 gram per ekor.  Pengelolaan pemanenan bandeng pada dasarnya ditujukan untuk :
1.   Menangkap seluruh ikan dalam waktu yang relatif singkat
2.   Mendapatkan hasil panen dalam keadaan mati segar serta tidak banyak mengalami kerusakan fisik, seperti memar-memar, sisik lepas dan kotor/berlumpur.  Kesegaran ikan dapat dilihat dari penempilan ikan yang tidak terlalu jauh beda dri ikan yang masi hidup, serta badannya lemas tidak kaku. 
Untuk mencapai keadaan diatas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pemanenan ini, yakni menetapkan saat panen yang tepat, mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan, cara melaksanakan pemanenan dan menangani hasil panen yang baik.
Pertumbuhan ikan bandeng pada satu tempat bisa berbeda dengan tempat lain bergantung pada kesuburan tambaknya.  Oleh karena itu  saat panen yang tepat, sebaiknya ditetapkan setelah diketahui ukuran yang dikehendaki tercapai.  Untuk itu sebelumnya perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan ikan bandeng dengan melakukan pengecekan ukuran/berat bandeng. Caranya adalah pada saat mendekati waktu panen, sejumlah ikan tertentu, misalnya 20 ekor, ditangkap dengan menggunakan jala atau jaring, di beberapa tempat.  Kemudian ditimbang dan dihitung berat rata-ratanya.  Jika berat rata-ratanya sudah sesuai dengan ukuran yang diinginkan maka pemanenan sudah bisa dilaksanakan, tetapi jika tidak maka masa pemeliharaan harus ditambah.
Waktu pelaksanaan panen bandeng yang tepat adalah pagi atau sore hari suhu air di dalam tambak rendah sehingga ikan bandeng tidak stress.   Sebelum pemanenan dijalankan terlebih dahulu disiapkan bahan dan alat yang dperlukan selama pemanenan dan selama penanganan hasil.  Cara pemanenan ada 2 macam yakni pemanenan penjarangan dan pemanenen total.

Panen penjarangan diakukan ketika tambak masih ada air, sedangkan panen total dilakukan melalui pengurasan air tambak.  Peralatan yang digunakan adalah :
1.   Alat tangkap yaitu alat yang digunakan untuk menangkap ikan secara langsung.  Jenis alat antara lain serokan atau seser (scoopnet) jala dan jaring. Alat untuk menangkap udang liar adalah prayang (bubu)
2.   krey/wide, yakni alat bantu untuk menggiring bandeng agar berkumpul di satu tempat biasanya sekat pintu air
3.   Alat penampung sementara, yang juga digunakan untuk mengangkut hasil panen jarak dekat ke tempat penempungan akhir dan pengemasan, seperti box plastik, ember, baskom, atau drum plastik
4.   Timbangan untuk mengetahui hasil panen
5.   Bahan-bahan, seperti air untuk menghilangkan lumpur dari tubuh ikan, es untuk pengangkutan.

Pemanenan dilaksanakan sebagai berikut :
PEMANENAN PENJARANGAN
Pemanenan penjarangan pada dasarnya dilakukan dengan memanfaatkan sifat ikan bandeng yang cenderung melawan arus air.  Cara ini cocok jika tambak pemeliharaan bandeng dilengkapi dengan petak penangkapan (B) yang letaknya di belakang pintu air tambak pembesaran.
Pelaksanaan pemanenan dimulai dengan menurunkan permukaan air tambak beberapa puluh sentimeter dengan mengeluarkannya lewat pintu air tambak ketika air laut sedang surut.  Setelah penurunan air selesai, pintu air ditutup kembali.  Ketika ketinggian air mencapai puncak pasang, maka pintu air dibuka kembali dan saringan pintu air yang cukup kuat dan tinggi dipasang.  Karena adanya pemasukan air baru ini  bandeng terangsang untuk menyongsong air baru sehingga berkumpul di sekitar pintu air atau di dalam petak penangkapan.
Ketika ikan sudah memenuhi petak penangkapan, maka saringan pada pintu petak penangkapan dipasang, agar ikan tidak dapat masuk kembali ke dalam petak pembesaran.  Ikan-ikan yang bergerombol di petak penangkapan ini selanjutnya ditangkap menggunakan serokan, jala atau jaring secara berulang-ulang.  Segera ikan yang tertangkap dimasukkan ke dalam tempat penampungan sementara.
       Panen dilakukan untuk meringankan pekerjaan pada saat panen total, karena ikan yang dipanen berkurang.  Panen ini juga bermanfaat untuk mendapatkan hasil tangkap yang berkualitas baik, karena ditangkap dalam keadaan hidup, sehingga masa kesegaran ikan lama/tidak cepat busuk, bahkan bisa diupayakan hidup hingga di tangan konsumen.  Pemanenan penjarangan tidak biasa dilakukan jika ikan yang dipelihara tidak banyak atau hasil panen penjarangan terlalu sedikit, sehingga tanggung untuk diangkut atau dijual.

PEMANENAN TOTAL
       Pemanenan total dilakukan melalui pengeringan tambak dan penangkapan seluruh ikan yang ada.  Pelaksanaannya dimulai dengan pengeluaran air tambak, ketika air laut sedang surut,  hingga air tambak hanya tersisa pada saluran dasar.  Setelah itu pada caren di bagian ujung tambak di pasang sepasang wide atau krey.  Wide ini berfungsi untuk menggiring bandeng agar berkumpul dan terkonsentrasi pada areal tertentu, sehingga mudah ditangkap. Wide yang satu digerakkan ke arah kiri dan yang lainnnya ke arah kanan, semuanya mengarah ke tempat penangkapan, yaitu di bagian caren yang berada di depan pintu air.
       Selagi wide ini digerakkan ikan bandeng dan ikan rucah (terutama udang liar dan ikan-ikan yang lemah/mati) yang berkumpul sekitar wide sudah mulai ditangkap.  Alat yang digunakan berupa serokan, atau dengan tangan langsung.  Oleh karena itu harus ada orang yang bertugas menangkap ikan, selain yang menggerakkan wide.  Penangkapan yang lebih intensif dilakukan ketika kumpulan ikan sudah terkonsentrasi di sekitar pintu air.
       Ikan yang tertangkap dikumpulkan dalam satu tempat.  Ikan harus diupayakan agar segera mati, tidak membiarkannya melompat-lompat, agar fisik ikan tidak rusak dan kesegaran ikan lama.  Pada pemanenan total biasanya semua jenis ikan bercampur dan diseliputi lumpur.  Lumpur ini segera dibersihkan dan jenis ikan disortir.  Satu jenis ikan dikumpulkan terpisah dari jenis lainnya. 
       Kegiatan akhir dari pemanenan adalah mengecek hasil panen, yaitu dengan menimbang dan menghitung jumlah bandeng yang berhasil dipanen.  Dengan menggunakan data sewaktu kita menebar nener dan data sewaktu panen, kita bisa mengetahui berapa produksi, kelangsungan hidup dan  pertumbuhan ikan bandeng untuk tiap kali panen, yaitu :

Produksi kotor           =          Bt kg/musim
Produksi bersih         =          Bt – B0 kg/musim
Kelangsungan hidup = (N/N0 )x100%
Pertumbuhan            =  (Wt-W0)/t
Keterangan :
Bt   =  Berat total ikan saat panen (kg)
B0  =  Berat ikan saat tebar (Kg)
Nt  = Jumlah ikan yang dapat dipanen panen (ekor)
N0  =  Jumlah ikan saat tebar (ekor)
Wt = Berat rata-rata seekor ikan saat panen (gram)
W0 = berat rata-rata seekor ikan saat tebar (gram)
t  =  Lama pemeliharaan (hari)

SUMBER:
Alipuddin M., 2003.  Modul Pemanenan dan Pengangkutan Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:
Ahmad, T dkk. 1998. Budidaya Bandeng Secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Balai Budidaya Air Payau, Jepara.  1984.  Pedoman Budidaya Tambak.  Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian.  Jepara.
Brackiswater Aquaculture Development and Training Project. 1980.  Fisheries Extension Officers Training Manual. FAO-UNDP-BFAR Rep. Philippines.  Quezon City. 
Soeseno,S. 1987. Budidaya ikan dan udang dalam tambak. PT Gramedia. Jakarta.



Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...