Tuesday, 16 April 2013

KEBANGKITAN BUDIDAYA UDANG WINDU MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI “DOUBLE SCREENING”



Setelah terpuruk selama hampir dua dekade, dalam sepuluh tahun terakhir, produksi nasional udang perlahan tapi pasti mengalami kenaikan. Hal ini selaras dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memasang target menjadikan Indonesia produsen utama udang di dunia dan kembali menduduki posisi teratas sebagai produsen udang, seperti yang pernah dirasakan pada dekade 80 – 90 an, yakni sebagai produsen udang terbesar di dunia. Target produksi udang nasional tahun 2014 adalah peningkatan produksi sebesar 74,75%, dari tahun 2010, yakni menjadi 699.000 ton.
Salah satu komoditas udang yang dibudidayakan dan merupakan komoditas asli Indonesia adalah udang windu (Penaeus monodon). Budidaya udang windu di tambak masih sangat prospektif dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan sumber pendapatan  (devisa negara) maupun kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu akses pengusahaan udang windu harus tetap dibuka dan ditingkatkan karena merupakan primadona tersendiri dari komoditas perikanan lainnya.
Pada tanggal 28 Maret 2013, berlokasi di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melakukan panen udang windu. Budidaya udang windu yang dilaksanakan oleh BBPBAP Jepara menerapkan teknologi baru untuk menghasilkan produksi udang windu secara optimal yang lebih dikenal dengan double screening“ yaitu proteksi terhadap serangan penyakit/virus yang dilakukan secara bertingkat dan menjaga kestabilan parameter kualitas air media pemeliharaan di areal pertambakan.
Dalam teknologi ini, penggunaan benih unggul bagi petambak menjadi keharusan yang mutlak dan sebagai salah satu unsur penting untuk menentukan keberhasilan produk udang konsumsi.
Untuk mendukung produksi benih bermutu, DJPB melalui BBPBAP Jepara telah membangun fasilitas pembenihan udang windu yang berlokasi di Desa Bandengan, dan menjadi pelopor produksi benih unggul udang windu di Indonesia.
Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dioptimalkan guna menjamin kualitas benur udang windu. Hal tersebut tercermin dari infrastruktur pembenihan, antara lain sistem pengelolaan air, penerapan biosekuriti, penerapan SOP, yang baik dan benar, penggunaan bahan kimia yang bertanggung-jawab serta cara penilaian status kesehatan dan didukung oleh kompetensi sumber daya manusia yang perpengalaman.
Dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun beroperasi, unit pembenihan udang di Desa Bandengan ini telah bersertifikat CPIB dengan Predikat Sangat Baik. Distribusi benih unggul udang windu sampai saat ini telah mencapai Kalimantan Timur, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten dan Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Provinsi Sumatera Selatan dan mendapat respon baik oleh pembudidaya.
Unit pembenihan udang windu BBPBAP Jepara di Desa Bandengan berusaha terus meningkatkan produk melalui penggunaan Induk Udang Windu SPF (spesific pathogen free) hasil domistikasi di tambak BBPBAP Jepara. Hasil kegiatan ini menambah keyakinan kuat untuk memperoleh benih unggul berkualitas tinggi ditandai dengan generasi yang dihasilkan  bebas dari beberapa jenis penyakit.

Teknologi  Budidaya Udang Windu Semi Intensif dengan “Double Screning”
Permasalahan penyakit pada budidaya udang dan kualitas lingkungan yang memburuk menyebabkan permasalahan di lapangan yang sangat pelik untuk dapat diatasi. Kunci pertama sudah kita ketahui adalah penggunaan benih unggul berkualitas. Tahap berikutnya adalah penerapan teknologi budidaya udang windu yang tepat (inovatif produktif) sehingga mampu menerapkan biosekuriti dan mengendalikan kesetabilan parameter lingkungan budidaya sesuai dengan kebutuhan biologis udang windu. Penerapan Cara Budidaya yang Baik (CBIB) pada teknologi inovasi double screening salah satu menjadi kunci dasar dalam optimalisasi produksi budidaya udang windu di tambak.
Rekayasa teknologi BBPBAP Jepara untuk meningkatkan produksi budidaya udang windu melalui penerapan Teknologi Budidaya Udang Windu Semi Intensif dengan “Double Screning” di Tambak, telah mampu meningkatkan produksi di tambak BBPBAP Jepara dengan data produksi sebagai berikut :
Luas Petakan
5.000 m2
Tanggal tebar
16 November 2012
Jumlah Tebar
100.000 ekor
PL
13
Padat Tebar
20 ekor/m2
Asal Benur
Hatchery BBPBAP Jepara, Unit DS Bandengan
Berat Rerata Panen
25 gr
SR Panen
85 %
Estimasi Produksi
2.125 kg
Habis Pakan
3.650 Kg
FCR
1: 1,65
Umur pemeliharaan
123 hari


[Sumber : Ditjen PB (rmr)http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=845

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...