Potensi benih lobster di Lombok Tengah yang sangat besar, tentunya
menjadi sorotan para importir asing yang ingin mengambil keuntungan,
sehingga menyebabkan maraknya penyelundupan di wilayah tersebut ke
beberapa negara.Dalam kunjungan kerjanya ke Lombok Tengah, Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak masyarakat untuk
berkoordinasi membantu pemerintah menangkap penyelundup ilegal benih
lobster dan benih biota laut lainnya.
“Saya tidak suruh tangkepin para nelayannya, tapi saya minta Bapak
sekalian tangkepin para penyelundup bibit lobsternya. Laporkan saja”,
ungkap Susi dalam dialog bersama nelayan dan masyarakat di Pelabuhan
Perikanan Teluk Awang, Lombok Tengah, Kamis (15/12).
Susi menjelaskan, penangkapan benih lobster sesungguhnya telah diatur
oleh Undang-undang yang ditegaskan dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penangkapan Lobster, Kepiting dan Rajungan. Maka bagi siapapun yang
menjualnya tanpa ijin, bisa diproses hukum. “Tapi karena saya tidak mau
masyarakat Lombok terjerat hukum, saya minta hentikan jual benih lobster
yang harganya hanya Rp 10 ribu itu ke para eksportir”, lanjutnya.
Pasalnya, banyak nelayan di Lombok Tengah menangkap benih lobster
berukuran 5 gram dijual hanya dengan Rp 10 ribu. Menurut Susi, jika
lobster dibiarkan hidup di lautan dalam kurun waktu 2-3 bulan, lobster
tersebut sudah memiliki berat 200 gram dan dapat dijual dengan harga
ratusan ribu hingga jutaan rupiah per ekornya.
“Saya hanya ingin memastikan bahwa masyarakat Indonesia lebih
diuntungkan dan bisa menjaganya untuk anak kita. Kalo bibit ini sudah
diambil, saya yakin akan habis. Indonesia sekarang hanya bisa ekspor
lobster 300 ton saja. Padalah dulu tahun 1990-an bisa ribuan ton.
Padahal sekarang Indonesia menduduki nomor 1 ekspor perikanan di Asia,
bukan di Asia Tenggara lagi”, ujarnya.
Selain itu, Susi juga menyoroti pembangunan industri perikanan di
Teluk Awang, Lombok Tengah. “Saya juga akan membangun industri di Teluk
Awang. Yang pasti di Teluk Awang nanti, ada (perusahaan-red) Blackspace
dari Rusia akan bekerjasama dengan Perindo dan Perinus. Saya berharap
nilai ekonominya bertambah”, tandasnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH Muhammad
Zainul Majdi menilai, munculnya sebuah kebijakan, terutama Permen KP
Nomor 1 Tahun 2015 kerap diikuti oleh dampak yang terjadi di masyarakat.
Ia berharap, ada semacam kompensasi dari kebijakan tersebut. Bisa
berupa program dan bantuan, baik untuk jangka pendek, menengah, dan
panjang untuk para nelayan. “Ini untuk mengingatkan bahwa kita hidup ini
tidak hanya untuk diri kita saja, tetapi untuk generasi-generasi
setelah kita,” imbuhnya.
Sumber:
http://kkp.go.id/2016/12/15/menteri-susi-ajak-masyarakat-lombok-tengah-awasi-benih-lobster/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi
Permakluman: Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...
-
Ikan merupakan sumber protein hewani yang rendah kolesterol dan sangat baik untuk kecerdasan otak. Salah satu teknologi pengolahan ikan yan...
-
Pendinginan ikan merupakan salah satu proses yang umum digunakan untuk mengatasi masalah pembusukan ikan, baik selama penangkapan, peng...
3 comments:
Mantap bu susi
Sejahteralah nelayan ku...
Semangat terus buat bu susi
http://perikanan38.blogspot.com
mantap salam penyuluh perikanan
http://penyuluhku38.blogspot.com
Post a Comment