Tuesday, 28 March 2017

MENTERI SUSI AJAK MASYARAKAT LOMBOK TENGAH AWASI BENIH LOBSTER

Potensi benih lobster di Lombok Tengah yang sangat besar, tentunya menjadi sorotan para importir asing yang ingin mengambil keuntungan, sehingga menyebabkan maraknya penyelundupan di wilayah tersebut ke beberapa negara.Dalam kunjungan kerjanya ke Lombok Tengah, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak masyarakat untuk berkoordinasi membantu pemerintah menangkap penyelundup ilegal benih lobster dan benih biota laut lainnya.
“Saya tidak suruh tangkepin para nelayannya, tapi saya minta Bapak sekalian tangkepin para penyelundup bibit lobsternya. Laporkan saja”, ungkap Susi dalam  dialog bersama nelayan dan masyarakat di Pelabuhan Perikanan Teluk Awang, Lombok Tengah, Kamis (15/12).
Susi menjelaskan, penangkapan benih lobster sesungguhnya telah diatur oleh Undang-undang yang ditegaskan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penangkapan Lobster, Kepiting dan Rajungan. Maka bagi siapapun yang menjualnya tanpa ijin, bisa diproses hukum. “Tapi karena saya tidak mau masyarakat Lombok terjerat hukum, saya minta hentikan jual benih lobster yang harganya hanya Rp 10 ribu itu ke para eksportir”, lanjutnya.
Pasalnya, banyak nelayan di Lombok Tengah menangkap benih lobster berukuran 5 gram dijual hanya dengan Rp 10 ribu. Menurut Susi, jika lobster dibiarkan hidup di lautan dalam kurun waktu 2-3 bulan, lobster tersebut sudah memiliki berat 200 gram dan dapat dijual dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah per ekornya.
“Saya hanya ingin memastikan bahwa masyarakat Indonesia lebih diuntungkan dan bisa menjaganya untuk anak kita. Kalo bibit ini sudah diambil, saya yakin akan habis. Indonesia sekarang hanya bisa ekspor lobster 300 ton saja. Padalah dulu tahun 1990-an bisa ribuan ton. Padahal sekarang Indonesia menduduki nomor 1 ekspor perikanan di Asia, bukan di Asia Tenggara lagi”, ujarnya.
Selain itu, Susi juga menyoroti pembangunan industri perikanan di Teluk Awang, Lombok Tengah. “Saya juga akan membangun industri di Teluk Awang. Yang pasti di Teluk Awang nanti, ada (perusahaan-red) Blackspace dari Rusia akan bekerjasama dengan Perindo dan Perinus. Saya berharap nilai ekonominya bertambah”, tandasnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH Muhammad Zainul Majdi menilai, munculnya sebuah kebijakan, terutama Permen KP Nomor 1 Tahun 2015 kerap diikuti oleh dampak yang terjadi di masyarakat. Ia berharap, ada semacam kompensasi dari kebijakan tersebut. Bisa berupa program dan bantuan, baik untuk jangka pendek, menengah, dan panjang untuk para nelayan. “Ini untuk mengingatkan bahwa kita hidup ini tidak hanya untuk diri kita saja, tetapi untuk generasi-generasi setelah kita,” imbuhnya.


Sumber:
http://kkp.go.id/2016/12/15/menteri-susi-ajak-masyarakat-lombok-tengah-awasi-benih-lobster/

Monday, 27 March 2017

RESMIKAN KEBUN KIMA, MENTERI SUSI IMBAU MASYARAKAT JAGA KEDAULATAN DAN KELESTARIAN LAUT

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meresmikan ekowisata kebun kima di Pantai Teluk  Tihlepuai, Negeri Morela, Kabupaten Maluku Tengah, Jum’at (16/12). Kedatangan Susi bersama rombongan di lokasi peresmian disambut dengan prosesi upacara adat serta antusias warga setempat yang ingin berjabat tangan dengannya.
Dalam sambutannya, Susi mengatakan peresmian kebun kima negeri Morella ini tidak terlepas dari potensi perairan Morella sebagai habitat dari spesies langka yang dilindungi yakni Kima. Dari tujuh jenis kima dunia, tiga diantaranya ditemukan di perairan ini, yakni kima sisik, kima lubang dan kima raksasa.
“Mohon tetap dijaga ikannya, kimanya. Kima itu berkembang biaknya lama, butuh berpuluh-puluh tahun. Nanti anak cucu kita tidak tahu kima itu apa? Ikan juga gitu, jangan setiap hari ditangkap. Harus ada waktu recoverynya. Paling tidak, sehari dalam seminggu”, ungkap Susi dalam acara peresmian kebun kima dan pembukaan foto bawah laut di Negeri Morella, Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (16/12).
Kebun Kima negeri Morella merupakan upaya nyata penggabungan konservasi jenis ikan dilindungi dengan pariwisata bahari yang berkelanjutan. Tujuan pengembangannya adalah untuk pelestarian lingkungan, wisata bahari, stasiun penelitian, dan pengkayaan populasi kima.
Selain itu, Susi juga menerangkan bahwa keberhasilan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mengawal kedaulatan Indonesia telah membuahkan hasil. Salah satunya adalah melimpahnya ikan dan biota laut di perairan sekitar Kepulauan Maluku. Menurutnya, hal ini bukti komitmen pemerintah menjadikan laut sebagai masa depan bangsa.
“Ikan di sini sudah banyak karena kebijakan yang pemerintah buat. Saya berharap ini tetap seperti ini, bahkan lebih banyak lagi dan lagi. Pak Presiden kita sangat komitmen ingin memproteksi melindungi sumber daya laut untuk menjadi masa depan bangsa ini”, ungkapnya.
Tak hanya itu, dalam sambutannya Susi juga menyoroti kelestarian laut di Maluku. Ia pun mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk konsisten menjaga kelestarian laut.
“Say no untuk tambang, say no untuk pengerukan pasir, say no untuk kapal-kapal asing, itu harus in line. Percuma saja kalau pemerintah pusat sudah larang, tapi pemerintah daerahnya mengijinkan. Perikanan bisa mati. Bersyukur di Morella, pariwisata dan perikanan jadi pemasukan utama”, paparnya.
Susi juga menghimbau para nelayan untuk selalu berkoordinasi dalam mengawal keamanan lautnya. “Nelayan Ambon tidak boleh kalah sama nelayan Thailand. Kalau ada pencuri ikan, langsung saja bakar kapalnya, tidak usah tunggu Menteri Susi datang”, imbuhnya.


Sumber:
http://kkp.go.id/2016/12/16/resmikan-kebun-kima-menteri-susi-imbau-masyarakat-jaga-kedaulatan-dan-kelestarian-laut/

Wednesday, 22 March 2017

Friday, 17 March 2017

Tuesday, 14 March 2017

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...