Friday 25 February 2011

SISTEM MATA RANTAI PRODUKSI IKAN KABUPATEN BANJAR

Sistem dan mata rantai produksi sub-sistem hulu budidaya ikan patin berdampak  multiplier effect terhadap perekonomian di daerah sekitarnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Thursday 24 February 2011

KONDISI PENYULUHAN PERIKANAN KABUPATEN BANJAR

Kondisi penyuluhan perikanan, secara umum dapat dicermati dari sisi kelembagaan, ketenagaan dan penyelenggaraan; serta dukungan sarana prasarana dan pembiayaan penyuluhan.  Khusus untuk dukungan sarana prasarana penyuluhan pada tingkat kabupaten dan kota, diupayakan melalui dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK).  Sedangkan untuk mendukung operasional penyuluh perikanan, disepakati antara tiga Kementerian yang menangani penyuluhan, yaitu: Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan; serta Kementerian Kehutanan dalam bentuk Biaya Operasional Penyuluh (BOP); yang besarannya sama, yaitu Rp 250.000,- perbulan/penyuluh, dikirim langsung ke rekening. 

Monday 21 February 2011

STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN BANJAR

Strategi penyuluhan perikanan mendukung pengembangan kawasan minapolitan bagi penyuluh perikanan, meliputi langkah-langkah:
  1. Pahami konsep pengembangan kawasan minapolitan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010;
  2. Cermati Master Plan atau Rencana Induk pengembangan kawasan minapolitan Kabupaten Banjar, khususnya komoditas unggulan apa yang akan dikembangkan dan lokasi mana yang ditetapkan sebagai pusat pengembangan atau yang disebut sebagai minapolis; serta lokasi sentra produksi atau hinterlands
  3. Analisa target produksi masing-masing komoditas unggulan.  Hitung persentase kenaikan produksi tiap tahun, kaitkan dengan jumlah kapasitas produksi masing-masing pelaku utama.  Apakah diperlukan penambahan jumlah pelaku utama (ekstensifikasi) atau cukup dengan menggunakan teknologi yang efisien (intensifikasi)
  4. Awali dengan Rembug Kelompok. Semangat dan kesepakatan kelompok, akan menjadi modal awal yang sangat kuat mendukung pengembangan kawasan minapolitan Kabupaten Banjar.  Karena itu, perlu disiapkan penjelasan yang rinci, agar setiap anggota kelompok memahami dengan baik tujuan dari pelaksanaan pengembangan kawasan minapolitan. Indikator keberhasilan program ini, diukur dari peningkatan produksi, yang harus berdampak terhadap adanya nilai tambah, dan pada giliran berikutnya secara bersama harus disepakati perwujudan peningkatan margin keuntungan usaha masing-masing anggota kelompok.
  5. Lakukan Pendampingan dan Pengawalan dengan Intens.   Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/19/M.PAN/10/2008, maka selaku Penyuluh Fungsional (PNS) pada berbagai jenjang jabatan dari jenjang terampil sampai dengan jenjang ahli; ditugaskan untuk: (a) Membuat Peta kegiatan usaha perikanan dari tingkat kesulitan rendah, yang mencakup hal-hal teknis penangkapan dan budidaya; tingkat kesulitan sedang, yang mencakup akses terhadap sumber-sumber pembiayaan; serta tingkat kesulitan tinggi, yaitu membuat terobosan pasar antar kawasan; (b) Merekapitulasi rencana kegiatan usaha kelompok pelaku utama; (c) Menumbuhkan dan menggalang kemitraan usaha dengan kelompok swasta; dan (d) Membangun jejaring kerja antar kelompok atau asosiasi
  6. Gelar Mimbar Sarasehan pada akhir suatu periode usaha, bukan periode penangkapan atau periode pemeliharaan. Lakukan konsolidasi terhadap kinerja usaha kelompok pelaku utama dari segi teknologi yang diterapkan, aksesibilitas terhadap sumber-sumber pembiayaan atau perbankan, serta kemantapan pemasaran.
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Minapolitan, dijelaskan hal-hal berikut:
  • Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan, berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan
  • Kawasan Minapolitan adalah suatu wilayah yang terdiri atas sentra produksi dan kegiatan pendukung lainnya seperti jasa dan perdagangan
  • Tujuan pelaksanaan minapolitan adalah untuk: (a) meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk kelautan dan perikanan; (b) meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah ikan yang adil dan merata; dan (c) mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah
  • Sasaran pelaksanaan minapolitan meliputi: (a) meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan skala mikro dan kecil; (b) meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan perikanan skala menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi; dan (c) meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi regional dan nasional
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN BANJAR
  • Master Plan atau Rencana Induk pengembangan kawasan minapolitan Kabupaten Banjar, dibuat oleh pemda kabupaten.  Karena itu, perlu dipelajari dan dicermati.  Dari berbagai pembahasan koordinasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah, disepakai: komoditas unggulan Kabupaten Banjar di kawasan Minapolitan adalah Ikan Patin dengan komoditas pendukung Ikan Nila dan Ikan Mas.
  • Prospek Pengembangan
1)    Aspek  Teknis dan Pasar
  • Ketersediaan air yang cukup sepanjang tahun
  • Lahan untuk pengembangan masih tersedia
  • Potensi pasar masih besar dan luas (local, luar daerah maupun eksport)
  • SDM dan kelembagaan cukup tersedia
2)    Aspek Lokasi (Posisi strategis kawasan)
  • Akses jalan ke kawasan dan keluar kawasan cukup baik dan terhubungdengan jalan trans-kalimantan dan jalan lingkar utara kota Banjarbaru
  • Relatif dekat dengan Bandara, Pelabuhan Trisakti dan Rencana Terminjal Regional di Kec. Gambut
  • Dekat dengan kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura
  • Terhubung dengan kawasan pengembangan lainnya (Banjamaskuala, Sentra Jeruk Sungai Tabuk dan Kawasan Wisata Religius Kalampaian)
3)    Aspek dukungan Kelembagaan Informasi dan teknologi Perikanan
  • Dekat dengan Diskanlut Propinsi di Banjarbaru
  • Dekat dengan sumber informasi dan teknologi perikanan seperti Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT) di Mandiangin dan Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat.

o    Program
1)    Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya
-    Peningkatan Jumlah dan kualitas benih
-    Perbaikan Teknologi Budidaya Kolam (Intensifikasi)
-    Perluasan Areal Kolam (Ekstensifikasi)
-    Peningkatan produksi pakan berbahan baku local skala rumah tangga sesuai standar
-    Subsidi  Benih dan Pakan

2)    Program Pengembangan Industri pengolahan hasil Perikanan
-    Peningkatan Sarana Penyimpanan/gudang
-    Pembangunan Cold Storage
-    Pengembangan industri pengolahan dan pengemasan produk perikanan
-    Teknologi Pengolahan
-    Peralatan Pengolahan dan Pengemasan

3)    Program Perluasan Pemasaran Hasil dan Produk Olahan
-    Pengembangan sarana pemasaran
-    Pembangunan Pusat Bisnis dan Informasi Perikanan (Minaklinik)
-    Penignkatan promosi hasil perikanan dan produk olahan
-    Menjaga stabilitas harga ikan dan perluasan informasi pasar
-    Peningkatan kualitas produk berorientasi eksport

4)    Program Penguatan Modal usaha
  • Fasilitasi penyaluran Kredit program
  • Peningkatan kapasitas (Capacity Building) Lembaga Permodalan Swadaya Masyarakat( Koperasi, LSP, BMT, LKM, dll)
  • Penguatan Modal usaha Pola Berbantuan (Dana Stimulus)

5)    ProgramPemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
  • Penguatan Kelembagaan dan Kelompok Usaha Perikanan: Pokdakan (9 kelompok); Asosiasi Perikanan Budidaya (1 Kelompok); Gapoktakan (6 Kelompok); P3A.
  • Up Dating Data dan Registrasi Perikanan Budidaya

6)    Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemukiman
  • Penguatan Kelembagaan dan Kelompok Usaha Perikanan: Pokdakan (9 kelompok); Asosiasi Perikanan Budidaya (1 Kelompok); Gapoktakan (6 Kelompok); P3A.
  • Up Dating Data dan Registrasi Perikanan Budidaya

7)    Program Pengembangan Komoditas Unggulan lainnya
  • Pengembangan komoditas tanaman pangan dan holtikultura: Intensifikasi usaha pertanian tanaman pangan; dan Pengembangan budidaya sayuran dan buah-buahan;
  • Pengembangan Komoditas Peternakan

8)    Program Pengembangan Wisata Perikanan
  • Pengembangan sarana Wisata: Pembangunan pintu gerbang kawasan dan landmark di pusat wisata perikanan; Pembangunan Hall dan gardu pandang; dan Pengembangan kolam pemancingan, restoran (wisata kuliner), pondok wisata dan kios-kios    souvenir;
  • Pengelolaan dan Promosi  jasa Wisata Perikanan

9)    Program Pengelolaan dan Pengembangan kawasan
  • Peningkatan koordinasi dan peran Pokja kawasan Minapolitan
  • Kajian lanjutan untuk pengembangan kawasan: Kajian Optimalisasi Potensi Perikanan Budidaya; Kajian Amdal kawasan; dan Review dan updating Masterplan;
  • Pusat pelayanan perikanan terpadu (pasar perikanan, minaklinik dan cold storage)

c.    REALISASI PEMBANGUNAN KAWASAN MINAPOLITAN TAHUN 2009
-    DANA CIPTA KARYA DEPT.PU

1.    Pembangunan jalan poros desa sepanjang 2.155 dengan biaya Rp.921.255.000,-
2.    Pembangunan jalan usaha tani/perikanan sepanjang 2.330 m, dengan biaya Rp.628.217.000,-
3.    Pemasangan pipa PDAM senilai Rp.1.000.000.000,-
4.    Pembangunan Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Komunal  (IPAL) senilai Rp.740.800.000,-

-    DANA APBD KAB. BANJAR

  1. Bantuan mesin pakan untuk kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) di kawasan Minapolitan
  2. Bantuan Benih Ikan Patin, Mas dan Nila untuk kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) di kawasan Minapolitan.

d.    ANALISA TARGET PRODUKSI
  • Kemampuan produksi kelompok pembudidaya ikan kolam di Kawasan Minapolitan adalah: 25,1 ton/Ha/tahun.
  • Kemampuan produksi pembudidaya ikan kolam diluar Kelompok dan diluar Kawasan Minapolitan Kabupaten Banjar adalah: 15,8 ton/Ha/tahun.
  • Kalau target produksi pembudidaya ikan kolam Kabupaten Banjar tahun 2011 adalah melalui intensifikasi, sehingga diharapkan produksi dapat mencapai rata-rata 25,1 ton/Ha/tahun atau sebesar 14.272 ton/tahun.
  • Target produksi diatas dapat dicapai melalui fasilitasi: pengembangan usaha pengolahan produk perikanan; pemenuhan sarana dan prasarana; dan pengembangan sektor jasa pendukung.

e.    REMBUG KELOMPOK
Hal-hal yang perlu disepakati adalah pembagian tugas untuk mengawal target produksi.  Pada kelompok pelaku utama perikanan budidaya, ditetapkan anggota mana saja yang menangani masing-masing subsistem dari sistem bisnis perikanan, yaitu pada: (1) subsistem sarana produksi; (2) subsistem proses produksi; (3) subsistem penanganan hasil dan pengolahan hasil; serta subsistem pendukung; (4) permodalan; dan (5) pemasaran serta distribusi.

f.    PENDAMPINGAN DAN PENGAWALAN
Indikator kinerja Pusat Penyuluhan, Badan Pengembangan SDM KP menetapkan pendampingan dan pengawalan bagi seorang Penyuluh Perikanan di tahun 2010 adalah 5 (lima) kelompok yang bankable.  Rincian Indikator kinerja Pusat Penyuluhan dari tahun 2010 sampai dengan 2014 bagi masing-masning penyuluh perikanan sebagai berikut:
TAHUN    2010    2011    2012    2013    2014
Kelompok yang Bankable    1    2    3    4    5
Dengan 27 Penyuluh, maka kelompok yang Bankable:    27    58    85    112    139

Tahapan bankable suatu kelompok, dapat diukur dengan 6 (enam) tahapan berikut:
1)    Sadar pentingnya akses terhadap lembaga permodalan dalam pengembangan usaha perikanan;
2)    Mampu menganalisis usaha perikanan;
3)    Mampu menyusun proposal usaha perikanan;
4)    Mampu menggunakan lembaga permodalan dalam transaksi usaha perikanan;
5)    Mampu mengakses permodalan dalam pengembangan usaha perikanan;
6)    Mampu mengembalikan pinjaman

g.    MIMBAR SARASEHAN

Mimbar Sarasehan adalah metode penyuluhan perikanan berupa kegiatan pertemuan sebagai forum konsultasi antara gabungan kelompok perikanan atau asosiasi kelompok perikanan dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara priodik dan berkesinambungan untuk membicarakan, memusyawrakan dan menyepakati pemecahan berbagai permasalahan pembagunan perikanan. Inti yang akan dibahas dalam Mimbar Sarasehan adalah evaluasi hal-hal yang menghambat terjadinya pencapaian target atau hal-hal yang menunjang terjadinya pencapaian target; dan menyepakati rencana pengembangan usaha kedepan.

Wednesday 16 February 2011

KOMODITAS UNGGULAN DAN PELAKU UTAMA PERIKANAN KABUPATEN BANJAR

Ikan Patin merupakan komoditas unggulan budidaya ikan    di Kabupaten Banjar, dengan komoditas pendukung Ikan Nila dan Ikan Mas. Target produksi budidaya  ikan patin Kabupaten Banjar tahun 2010 adalah sebesar:  4567 ton.

Thursday 3 February 2011

Kabupaten Banjar Sebagai Kawasan Minapolitan

Kabupaten Banjar adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Martapura. Kabupaten ini memiliki luas wilayah ± 4.688 km² dan berpenduduk sebanyak 506.204 jiwa. Kabupaten Banjar termasuk dalam calon Wilayah Metropolitan Banjar Bakula (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_banjar).

Tuesday 1 February 2011

PROFIL KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN BANJAR

Menjadi kawasan Minapolitan, bagi Kabupaten Banjar yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan, dengan mengedepankan komoditas unggulan perikanan budidaya berupa: ikan patin, ikan nila dan ikan mas pastilah tidak terlalu sulit, jika dilihat dari potensi perikanan yang ada. Dengan mengandalkan potensi ini dan menggalang dukungan lintas sektor, diharapkan pengembangan kawasan minapolitan Kabupaten Banjar, dapat terwujud.

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...